MUQODDIMAH
Kitab ini
adalah KITAB TUNTUNAN AKHLAK terjemahan dari kitab asli yang berjudul
“RISALAH AL MUAWWANAH” karya AL IMAM QUTBIL IRSYAD WA GHAUTSIL IBAD WAL
BILAD ALHABIB ABDULLOH BIN ALWI ALHADDAD yang terdiri dari 20 fasal.
semoga dapat kita jadikan tuntunan akhlak agar kita berakhlak sesuai dengan
tuntunan Rasulullah SAW.
Adalah semata
mata masih banyak kekurangan karena penulis masih dalam tahap belajar teriring
niat tuk mengambil keberkahan dari IMAM HADDAD dan karya beliau ini annalloha
yanfauna biasrorihim wa anwarihim wa ulumihim fiddiniy waddunya wal
akhiroh,amin
FASAL 1
Aku memohon
kepada Allah agar dengan risalah ini memberikan manfaat kepadaku dan kepada
sekalian orang Mukmin , maka Aku katakan -Maka wajib bagi kamu semua wahai
saudaraku yang terkasih, untuk memperkuat keyakinanmu dan mempercantiknya,
karena sesungguhnya yakin apabila telah menetap di hati dan meluas di
dalamnya maka segala sesuatu yang ghaib akan terlihat nyata bagimu
dan pada yang demikian ini maka berkatalah orang-orang yang yakin sebagaimana
yang dikatakan Ali ra. wakarromaLlahu Wajhah ‘apabila disingkapkan tabir, maka
akan bertambahlah keyakinan’. Dan yakin sesungguhnya adalah ibarat dari
kekuatan iman yang meresap ke dalam jiwa yang menghilangkan segala keragu-raguan
sehingga di dalam hati sama sekali bersih dari keadaan ragu-ragu dan cemas..
dan syaithan tidak akan mampu mendekat kepada mereka yang hatinya dipenuhi
dengan yaqin bahkan mereka akan lari terbirit-birit mencari
keselamatan. Sebagaimana yang disabdakan RasuluLlah SAW “Sesungguhnya
syaithan menjauh dari bayang-bayang Umar. . tidaklah sekali-kali Umar melewati
suatu jalan, sedang syaitan pasti melewati jalan yang lainnya–agar tidak
berpapasan.
Dan yakin akan
menjadi kuat dengan beberapa sebab diantaranya,
1. Hendaknya hamba Allah mencurahkan segala perhatiannya dan
hatinya dan memperhatikan dengan telinganya untuk mendengarkan ayat dan hadis
yang menunjukkan kebesaran Allah Azza wa Jalla dan kesempurnaanNya,
dan keagunganNya, dan kekuasaanNya dan kesendirianNya dalam mengatur urusan
semua makhluk, dan kekuasanNya, serta memperhatikan akan kebenaran para Rasul
As. Dan kesempurnaan mereka, dan terhadap apa-apa yang menguatakn risalah
mereka dari beberpapa mukjizat, demikian juga memperhatikan mereka yang mendustakan
Rasul hingga mereka mendapat siksa dari Allah , dan memperhatikan
dengan segenap hatinya apa yang akan datang kelak di hari akhirat berupa pahala
yang bagus dari Allah yang dijanjikan bagi hambanya yang beriman dan
berbuat kebajikan, demikian juga siksa yang akan dihadapi orang-orang yang
berbuat maksiat –Firman Alah ‘Apakah belum cukup sesungguhnyan Kami
turunkan kepada kamu Al-Kitab yang dibacakan kepada mereka.
2. Hendaklah engkau melihat dengan i’tibar pada kerajaan
langit dan bumi dan apa yang diciptakan Allah dari ciptan-ciptaan
yang sangat ajaib. Dan memperhatikan permulaan adanya segala yang diciptakan.
–‘Dan akan Aku perlihatkan kepada mereka ayat-ayatKu di alam raya dan juga pada
diri mereka hingga tampak jelas bahwasanya Allah Maha Benar’.
3. Hendaklah mengamalkan apa saja yang sesuai dengan keimanannya
lahir bathin dan memperlihatkan ketaatan kepada Allah Azza Wa
Jalla –‘Dan bagi orang-orang yang bersungguh-sungguh mencariKu niscaya
akan Aku tunjukkan jalanKu’.
Dan buah
dari yaqin adalah tanangnya hati akan janji Allah dan
mantap dengan apa-apa yang sudah ditanggung oleh Allah dan menghadap
dengan segenap jiwa raganya dan meninggalkan segala yang menyibukkannya
dari Allah dan kembali pada setiap kesempatan kepada Allah dan
mencurahkan tenaga untuk mencari ridho Allah . maka Yaqin
sesungguhnya adalah dasar/pokok. Sedangkan segalamaqoomaat yang mulia
, dan akhlak yang terpuji, dan amal sholih, adalah termasuk
cabangnya, dan buahnya, sedangkan alkhlak dan amal adalah mengikuti yaqin dalam
hal kuat dan lemahnya serta sehat dan sakitnya.
Luqman As. telah
berkata, “tidaklah amal akan terjadi kecuali setelah adanya yaqin. Dan tidak
sekali-kali seorang hamba beramal kecuali sesuai dengan kadar keyakinannya. Dan
ytidaklah sseorang hamba mengurangi amalnya hingga berkuranglah keyakinannya..
Dari itu RasuluLlah SAW bersabda, “Al-Yaqiin, adalah iman seluruhnya.
Dan bagi orang yang beriman, ada tingkatan yaqiin yaitu
Derajad Ashabil
Yamiin yaitu
1. Pembenaran mereka akan tetapi masih dimungkinkan mereka terserang
ragu-ragu.
2. Derajad Muqorrobiin yang mana imannya telah bersinar
dalam hati mereka dan menetap di dalamnya sehingga tidaklah tergambar di
dalamnya akan cacat imannya itu, bahkan akan tampak berlimpah di dalam dadanya.
3. Derajat Nabiyyiin yaitu derajad para Nabi AS. Dan para
ahli warisnya yaitu paraShiddiqiin dimana bagi Mereka sesuatu yang Ghaib
adalah tampak nyata adanya. Dan dapat memberikan i’tibarnya dengag
tersingkapnya tabir / kasyf .
FASAL 2
Dan wajib bagi
kamu wahai saudaraku, untuk memperbaiki niat dan mengikhlaskan niat
tersebut dan bertafakur akan niatmu sebelum engkau memasuki amal/sebelum
mengerjakan sesuatu amal ibadah. Karena sesunggunya niat itu adalah
pondasi atau dasar daripada amal. Dan amal mengikuti niat Mengenai
baik dan buruknya, rusak dan selamatnya dll. . dan sungguh telah bersabda
RasuluLlah SAW, Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya . dan
bagi setiap manusia tergantung dari apa yang ia niatkan.
Dan wajib juga
bagi kamu semua, untuk tidak mengucapkan suatu perkataan atau tidak mengamalkan
suatu amal perbuatan atau berkehendak mengerjakan sesuatu apapun kecuali niatmu
dalam hal itu semua adalah untuk mendekatkan diri kepadaAllah dan mencari
pahala yang baik di sisiNya. Dan ketahuilah sesungguhnya tidak akan dapat
terjadi pendekatan diri kepada Allah Ta’ala kecuali dengan apa yang
telah disyari’atkan oleh Allah melalui Lisan RasulNya dari
beberapa perbuatanfardhu, dan sunnah.
Maka menjadilah
perbuatan yang mubah akan tetapi karena niatnya baik, maka perbuatan
itu menjadi sebab mendekatnya diri kepada Allah. Seperti orang yang ketika
makan ia berniat untuk mendapatkan kekuatan dalam menjalankan ta’at
kepada Allah Ta’ala atau ketika menikah diniatkan untuk mendapatkan
keturunan yang nantinya mereka akan menjadi orang yang ahli beribadah
kepada Allah. Dan disyaratkan di dalam niat yang baik dimana harus
dilanjutkan dengan amal perbuatannya. Misal orang yang mencari ilmu dan ia
bercita-cita akan mengamalkan ilmunya, maka apabila ia tidak mengamalkan ilmu
yag telah pernah diperolehnya ketika dia mampu untuk mengamalkannya, maka
niatnya yang demikian itu bukanlah niat yang benar / niyatushoodiqoh.
Demikian juga orang yang mencari harta dunia dengan niat agar ia tidak
merepotkan orang lain, dan mnyedekahkannya kepada orang yang membutuhkan dari
orang-orang yang miskin, atau untuk mempererat silaturrahmi dengan hartanya
itu, apabila ia tidak melaksanakannya apa yang ia niatkan ketika dia mampu maka
niat yang demikian ini bukanlah termasuk niat yang benar atau niat
yang Shoodiqoh. Dan ketahuilah bahwa niat yang baik itu tidak dihitung
dalam amal perbuatan yang buruk misalnya orang yang ikiut mendengarkan
pembicaraan ghaibah kepada sesama muslim yang mana dalam
mendengarkannya tersebut dia berniat untuk menyenangkan hati orang yang sedanng ghaibah /
membicarakan aib saudara se muslim, maka niatnya yang demikian ini bukanlah
niat yang baik bahkan ia termasuk salah seorang diantara yang
ikut ghaibah tersebut.
Dan barangsiapa
yang diam diri dari amar ma’ruf dan nahiii munkar dan dia mendakwakan
bahwa niatnya itu agar tidak menyakiti hati orang yang melaksanakan perbuatan
munkar, maka niat yang demikian ini bukanlah termasuk niat yang baik bahkan ia
termasuk juga ke dalam golongan yang mellaksanakan kemungkaran. Demikian juga
perbuatan yang baik, tetapi niatnya tidak baik juga tidak akan menghasilkan
pahala yang baik di sisi Allah seperti orang yang melakukan amal
salih akan tetapi niatnya untuk mendapatkan kedudukan atau biar dipuji oleh
orang lain atau untuk mendatkan keuntungan materi. Maka bersungguh-sungguhlah
wahai saudaraku, agar niatmu dalam melakukan amal salih sebatas untuk
mendekatkan diri kepada Allah dan mencari
keridhoan Allah dan niatkanlah semua amal yang dibolehkan
/ Mubaahat hanya untuk menambah ketaatan kepada Allah Ta’ala. Danketahuilah
sesungguhnya bisa terjadi juga satu amal shaleh di niatkan dengan beberapa niat
yang baik dan mendapatkan pahala secara sempurna dari tiap-tiap niat tersebut
semisal orang yang membaca Al-Qur’an dia niatkan untuk bermunajat
kepada Rabb nya, atau ia niatkan agar orang yang mendengarkannya
mendapat faidah atau manfaat dari apa yang ia baca. Dan semisal
perbuatan mubah dalam hal makan, dimana ia niatkan dalam makan
tersebut untuk menjalankan perintah Allahkarena Allah telah
berfirman di dalam Al-Qur’anul Kariim Wahai orang-orang yang beriman,
makanlah kamu sekalian dari rizki yang baik yang Aku berikan kepada kamu
semua. Dan berniat pula dalam memakan makanan adalah untuk mendapatkan
kekuatan dalam menjalankan ta’at kepada Allah dan juga dapat diniatkan
pula untuk melahirkan rasa syukur kepada Allah sesuai dengan
firmanAllah di dalam kitabNya makanlah kamu sekalian dari rizki yang
diberikan kepadamu dan bersyukurlah kepadaNya.
Bersabda RosuuluLlah
SAW -Sesungguhnya Allah mencatat perbuatan baik dan buruk……dan
selanjutnya RasuluLlah SAW menerangkan bahwa -barang siapa mempunyai
tujuan baik sedangkan ia tidak melaksanakannya maka Allah mencatat di sisiNya
sebagai satu amal kebaikan yang sempurna. Dan barang siapa yang mempunyai niat
baik juga ia melaksanaknnya maka Allah mencatatnya sebagai 10 kebaikan sampai
700 kebaikan bahkan sampai berlipat dengan kelipatan yang banyak. Dan jika ia
berniat keburukan akan tetapi tidak mengamalkannya, maka dicatatlah ia sebagai
satu kebaikan, dan apabila ia mengamalkannya maka hanya dicatat sebagai satu
keburukan saja.
FASAL 3
Dan wajib bagi
kamu wahai saudaraku untuk selalu bermuroqobah kepada Allah Ta’ala dalam
segala gerak dan diammu dan pada setiap kedipan matamu dan pada setiap
kehendakmu dan gurisan hatimu dan dalam segala Keadaanmu dan kesadaranmu akan
kedekatanNya kapadamu dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Dia selalu melihat
dirimu dan mengetahui segala ihwalmu dan tidak ada yang tersembunyi bagiNya
segala sesuatu yang ada pada dirimu meskipun hanya sebesar zarrah baik itu di
bumi maupun di langit . dan jikalaupun engkau mengeraskan suaramu ataupun
melembutkannya maka sesungguhnya Dia Maha mengetahui segala sesuatu yang sangat
samar dan tersembunyi. Dan Dia selalu bersamamu di mana saja kamu berada dengan
ilmuNya dan peliputanNya Jika engkau termasuk orang yang bagus, maka malulah
kepada Tuhanmu dengan sebenar-benarnya malu dan bersungguh-sungguhlah agar Ia
tidak meluhatmu pada tempat yang sekiranya Dia melarangmu, Dan berusahalah
selalu Ia mendapatimu ketika Ia memerintahkan sesuatu kepadamu. Dan sembahlah
Ia seakan-akan engkau melihatNya dan manakala engkau jumpai dirimu merasa malas
mengerjakan ketaatan kepadaNya atau condong kepada bermaksiyat kepadaNya maka
ingatlah bahwa sesungguhnya Allah mendengarmu dan melihatmu dan mengetahui
rahasiamu dan ketersembunyianmu. Apabila hal yang demukian belum berhasil
membangkitkan semangatmu untuk ta’at kepadaNya disebabkan karena
sedikitnya ma’rifatmukepadaNya akan kebesaran Allah, maka ingatlah akan
adanya dua malaikat yang sangat mulia yang keduanya mencatat kebaikan dan
keburukan amal. Apabila yang demikian itu masih belum memberikan efek, maka
langkah selanjutnya adalah ingatlah akan
dekatnya maut atau kematian dimana maut adalah
sesuatu yang paling dekat diantara yang terdekat yang selalu menanti dirimu dan
takutlah akan hal yang demikian. Apabila pentakutan yang demikian ini belum
juga berhasil menggerakkan dirimu untuk ta’at kepada Allah maka peringatkanlah
dirimu dengan janji-janji Allah yang akan diberikan kepada orang yang ta’at
kepadaNya dari beberapa pahala yang sangat besar dan ingatlah juga akan
janjiNya yang disediakan bagi orang-orang yang durhaka kepadaNya dari beberapa
azab yang sangat menyaktkan dan katakanlah kepada dia (nafsumu) wahai nafsu,
tidak ada sesuatu setelah kehidupan dunia kecuali surga atau neraka., maka
pilihlah untuk dirimu sendiri jika engkau menginginkan ta’at maka akibatnya
adalah keselamatan dan keridhoan dari Allah dan abadi dalam kenikmatan surga
dan memandang kepada wajah Tuhanmu yang maha Mulia. Dan jika engkau
menginginkan yang lain maka bermaksiyatlah kepada Allah maka akhir yang akan
engkau dapatkan adalah kehinaan dan kemarahan dari Tuhanmu dan tinggal abadi di
dalam neraka. Jika yang demikian ini telah engkau lakukan maka akan hilanglah
keinginan nafsumu untuk berdiam diri tidak melakukan ta’at kepada Tuhannya.
Maka sesungguhnya yang demikian ini merupakan obat yang sangat bermanfaat bagi
hati yang mengalami sakit . selanjutnya jika hatimu telah sadar bahwa Allah
Ta’ala selalu melihatmu maka hatimu akan merasa malu untuk berlawanan dengan
kehendaknya dan hatimu akan membimbngmu untuk ta’at kepadaNya dan yang demikian
ini hatimu telah mulai bermuroqobah kepadaNya.
Dan ketehuilah
sesungguhnya muroqobah adalah termasuk mqoomat/kedudukan yang
sangat mulia dan termasuk kedudukan yang tinggi dan setinggi-tingginya derajat
dan dia/muroqobah adalah maqom ihsan dimana RasuluLlah SAW telah
memberi isyarat dalam sabdanya bahwa Al-ihsan adalah apabila engkau
menyembahNya seakan-akan engkau melihatNya. Dan apabila engkau tidak dapat
melihatNya maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Ia melihatmu. Dan setiap
hamba yang beriman akan yakin dan percaya bahwa bagi Allah tidak ada sesuatupun
yang tersembunyi baik di langit maupun yang di bumi dan mereka mengetahui bahwa
Allah selalu menyertainya di mana saja, dan tidak ada yang tersembunyi bagi
Allah dari segala gerak dan diamnya seorang hamba. Akan tetapi buah yang
sedemikian ini akan dapat diperoleh dengan jalan mula-mula ia tidak melakukan
amal perbuatan antara ia dengan Allah yang menyebabkan ia malu apabila amal ada
orang saleh melihat apa yang ia lakukan tersebut . dan yang sedemikian ini
adalah perbuatan yang mulia, dan dibalik semuanya adalah lebih mulia lagi,
saampai seorang hamba hingga pada akhir umurnya tenggelam ke
dalahHadratuLlah Ta’ala dan dia hilang/fana dari yang selain Allah.
Dan sungguh baginya telah hilang pandangannya akan semua makhluk dikarenakan
terpananya pandangannya kepada kebesaran Allah yang Maha Haq. Dan ia telah
benar keyakinannya dihadapan Sang Raja yang maha kuasa. Dan wajib untukmu wahai
saudaraku untuk selalu memperbaiki daen memperbagus bathiniahmu agar lebih baik
daripada lahiriahmu. Yang demikian itu dikarenakan bahwa yang bathiniah adalah
tempat Allah melihat seorang hamba sedangkan lahiriah adalah tempat yang
dilihat makhluk. . dan apa yang dijelaskan Allah di dalam kitabnya yang mulia /
Al-Qr’an tentang masalah lahir dan bathin, maka Allah lebih mula menyebutkan
kata bathin daripada lahir –berarti bathin lebih utama- sebagaimana do’a
RasuluLlah SAWYaa Allah jadikanlah bathiniahku lebih baik dari lahiriahku, dan
jadikanlah lahiriahku dalam keadaan bagus. Dan manakala bagus bathiniah,
maka akan bagus jugalah keadaan lahiriah tidak boleh tidak. Karena sesungguhnya
yang lahir selamanya mengikuti yang bathin dalam hal baik dan buruknya.
RasuluLlah SAW telah bersabda sesungguhnya di dalam jasad ada segumpal
darah, apabila ia baik maka baiklah seluruh jasad, dan apabila ia buruk maka
akan buruklah seluruh jasad. Ketauhilah sesungguhnya dia adalah
hati. Dan ketahuilah apabila ada seseorang yang mengaku
/mendakwakan bahwa kondisi bathinnya telah bagus akan tetapi lahiriahnya rusak
dengan meninggalkan ketaatan kepada Allah, maka apa yang ia dakwakan tersebut
adalah bohong belaka. Dan barang siapa yang bersungguh-sungguh
memperbaiki/membeguskan lahiriahnya dengan mempercantik penampilannya,
pembicaraannya, demikian juga mempercantik gerak geriknya , dan cara duduknya ,
dan cara berdirinya, dan cara ia berjalan, akan tetapi ia membiarkan
bathiniahnya dalam keadaan yang buruk dengan akhlak yang buruk pula serta
dengan tabiat yang kotor, maka ketahuilah bahwa ia termasuk min ahlil
Tashonnu’/orang yang suka di buat-buat dalam hal tingkah lakunya,dan termasuk
orang yang riya’ dan orang yang termasuk berpaling dari Tuhannya. Maka takutlah
wahai saudaraku jika engnkau menutupi / menyembunyikan sesuatu apabila orang
banyak mengetahuinya niscaya engkau akan malu. Sebagian orang arifiin berkata SeorangSufi belum
termasuk golongan para Sufi hingga seandainya seluruh isi hatinya ditaruh dalam
sebuah nampan dan di perlihatkan di tengah pasar maka ia tidaklah malu jika
semua orang melihat isinya. Jika engkau tidak mampu membuat bathinmu lebih
baik daripada lahiriahmu, maka usahakan agar keduanya sama antara lahir dan
bathinnya , maka apa yang engkau lakukan dalam hal melaksanakan perintahNya dan
menjauhi larangannNya dan dalam mengagungkanNya, dan usahamu mencari
keridhoanNya , semua itu dalam keadaan sama (antara lahir dan bathinnya). Dan
apa yang disampaikan ini adalah langkah awal bagi orang yang melangkah
jalan ma’rifat yang khos maka ketahuilah yang demikian itu
semoga Allah selalu memberi taufik.
FASAL 4
Dan wajib bagi
kamu sekalian untuk memakmurkan segenap waktumu dengan berbagai macam amal
ibadah sehingga tidak ada waktu yang kosong baik malam maupun siang kecuali
engkau isi dengan berbagai amal kebajikan. Maka dengan demikian akan
terlihatlah bagimu berkah waktumu dan akan menghasilkan faidah yang besar dari
umurmu, dan kelanggenganmu dalam menghadap kepada Allah Ta’ala. Dan seyogyanya
engkau jadikan waktu tersendiri untuk kebiasanmu sehari-hari seperti makan dan
minum dan pergi bekerja. Dan waktumu adalah umurmu, dan umurmu adalah modal
hidupmu dan dengan waktumu itulah engkau mulai berniaga-untuk akhirat yang
akan mengantarkanmu kepada kebahagiaan yang abadi di dalam kedekatan dengan
Allah. Maka setiap nafas dari seluruh nafas adalah mutiara yang tidak terhitung
nilainya, dan apabila telah lewat –nafas itu- maka tidak ada gantinya. Dan
tidak seharusnya engkau menggunakan seluruh waktumu dengan hanya
satuwirid meskipun wirid tersebut termasuk wirid yang utama.
Karena yang demikian itu akan menghilangkan berkahnya banyaknya bilangan
bermacam-macam wirid.. karena pada setiap wirid mempunyai efek
sendiri-sendiri di dalam hati. Dan mempunyai nuur dan keistimewaan
tersendiri dari Allah. Dan ketahuilah sesungguhnya bagi
tiap-tiap wirid memiliki bekas yang bermacam-macam yang berguna untuk
membersihkan hati dan memperbaiki tingkah laku lahiriah , dan jika engkau tidak
termasuk orang yang dapat mencurahkan semua waktumu untuk melakukan wirid,
maka pilihlah pada waktu-waktu yang khusus/tertentu dan engkau bayar pada waktu
yang lain apabila engkau sempat meninggalkannya –pada waktu yang telah
ditentukan tersebut, yang demikian ini untuk mendidik nafsu dalam berdisiplin
menjaga amalan wirid tersebut.
Sayyidy Syaikh
Abdurrahman as-Saqaf telah berkata,”man lam yakun lahu wirdun fahuwa
qirdun yang artinya-barang siapa yang tidak memiliki wirid maka ia tak
ubahnya seperti kera-. Dan telah berkata sebagian
orang ‘aarfiin (orang yang sangat mengenal Allah) ,
“Al-Waarid (sesuatu yang datang dari Allah – seperti ilham dll) itu tergantung
dari Wirid. Maka barang siapa yang tidak memiliki Wirid pada
dhahiriahnya, maka tidak akan ada wariid pada
bathiniahnya/sirrnya. Dan wajib bagimu untuk selalu jujur dan selalu
adil dalam segala hal dan laksanakanlah amal yang sekiranya engkau
dapat melanggengkannya / mudawwamah dan sungguh telah bersabda
RasuluLlah SAW amal yang paling disenangi/dicintai Allah adalah yang terus
menerus meskipun hanya sedikit. Dan RasuluLlah SAW juga telah
bersabda ambilah dari amal apa yang engkau rasa mampu kaena sesungguhnya
Allah tidak akan berpaling hingga mereka berpaling. Dan sebagian dari
kebiasaan syaithan dala menipu murid/orang yang sedang belajar menempuh jalan
Allah, adalah mengajak mereka bergegas melakukan amal yang banyak dan tujuan
syaithon dari yang demikian ini adalah agar kelak mereka)para murid)
meninggalkan amal baik tersebut pada akhirnya, atau melakukannnya akan tetapi
tidak sesuai dengan tuntutanyang seharusnya. Maka kemudian dari
beberapaaaurad / wirid /zikir, yang dapat engkau lakkukan adalah
memperbanyak shalat sunah, membaca Al-Qur’an, atau membaca ilmu, atau
bertafakur. Kemudian kami terangkan beberapa adab, oleh karena itu
seyogyanya bagi kamu memiliki wiridsemisal shalat sunnah sebagai
tambahan dari shalat-shalat sunah yang lain, yang ditentukan waktunya dan di
dikira kirakan jumlahnya sekiranya akan dapat dilakukan secara terus menerus.
Dan sungguh sebagian para Ulama salafushalihrahimahumuLlaah telah
melaksanakan shalat dalam sehari semalam sebanyak 1000 reka’at
seperti Imam Ali bin Husein ra. Dan sebagian dari mereka ada yang
melaksanakan 500 reka’at, ada yang melaksanakan 300 reka’at dan lain
sebagainya.
Dan ketahuilah
sesungguhnya di bagi amalan shalat ada bentuk lahir dan
hakekatbathinnya. Dan tiadalah shalat itu dihargai oleh Allah, hingga
disempurnakan amaliah lahiriahnya dan hakikat bathiniahnya. Adapun kesempurnaan
bentuk shalat adalah kesempurnaan rukun-rukunnya, dan etika/adab lahiriah dari
berdirinya, pembacaan Al-Qur’annya, dan ruku’ dan sujud dan tasbih dan
sebagainya. Adapun hakekatnya adalah hadir bersama Allah, ikhlasnya niat, dan
menjadikan Allah sebagai tujuan dan menghadap dengan kesungguhan kepada Allah
demikian juga segenap hatinya ditujukan kepada Allah, dan hendaknya pikirannya
dikonsentrasikan / tidak banyak memikirkan sesuatu maka dirinya tidak
bercakap-cakap dengan selain perkara shalat. Dan seyogyanya beradab sebagimana
adabnya orang yang sedang bermunajat/berbisik-bisik dengan Tuhannya .
telah bersabda RasuluLlah SAW, “sesunggunya orang yang shalat adalah orang
yang sedang bermunajat kepada Tuhannya. . dan Nabi SAW telah bersabda, “apabila
seorang hamba berdiri melaksanakan shalat, maka sesungguhnya Allah berhadapan
dengannya dengan wajahNya . dan sebaiknya ia tidak melaksanakan
shalat shalat sunnah yang lain seginga ia telah melaksanakan amal sunnah yang
telah dianjurkan oleh Nabi SAW secara sempurnna , diantara shalat sunnah yang
dianjurkan itu antara lain beberapa rekaat sebelum shalat maktubah/shalat wajib
yang 5 waktu ataupun beberapa rekaat sedudahnya, dan diantaranya juga shalat
witir yang termasuk shalat sunnah muakkad bahkan sebagian ulama mewajibkannya.
RasuluLlah SAW telah bersabda.-Sesungguhnya Allah Ta’ala ganjil dan
senang dengan yang ganjilmaka berwitirlah kamu semua wahai ahli
Al-Qur’an. Dan RasuluLlah SAW bersabda sesungguhnya witir adalah
sesuatu yang haq/benar maka barang siapa yang tidak berwitir maka bukanlah
golongan kami. Dan banyaknya bilangan reka’at shalat witir adalah 11
reka’at sedangkan yang paling sedikit adalah hendaklah meringkas sampai tiga reka’at
adapun pengerjaannya adalah pada akhir waktu malam bagi orang yang membiasakan
diri mengerjakan shalat malam. RasuluLlah SAW bersabda Jaadikanlah akhir
shalat kamu sekalaian dengan shalat witir. Dan bagi orang yang tidak
memiliki kebiasaanmegerjakan shalat malam / qiyamul lail maka lebih
utama mengerjakannya setelah habis shalat Isya .
Dan termasuk
shalat sunah yang dianjurkan Nabi SAW adalah shalat dhuha dan
dia/shalat dhuha adalah shalat yang banyak sekali manfaat dan
barokahnya. Banyaknya bilangan reka’at adalah 8 reka’at dan ada pula yang
mengatakan 12 reka’at. Dan paling sedikitnya adalah 2 rekaat. Telah bersabda
RasuluLlah SAWhendaklah kamu sekalian menjadikan seluruh anggota badan sebagai
sedekah. Maka sesungguhnya setiap tasbih adalah sedekah, dan setiap tahmid
adalah sedekah, dan setiap tahlil adalah sedekah, dan
setiap takbir adalah sedekah, dan setiap amar ma’ruf adalah
sedekah, dan nahi mungkar adalah sedekah. Dan telah mencukupi dari
yang demikian itu semua 2 reka’at yang dilakukan pada waktu dhuha. Dan
trermasuk shalat yang dianjurkan adalah shalat
antaraMaghrib dan Isya’. Adapun banyaknya adalah 20 rekaat, dan
yang sedang adalah 6 reka’at. Rasulullah SAW telah bersabda Barangsiapa
yang megerjakan shalat 2 reka’at antara dua Isya’ maka Allah akan
membangunkan baginya rumah di dalam surga. Dan RasuluLlah
bersabda Barang siapa mengerjakan shalat sunah setelah maghrib 6 reka’at
dimana diantara keduanya dia tidak bercakap-cakap dengan sesuatu yang buruk
maka yang demikian itu menyamai baginya dengan beribarah selama 12 tahun dengan
menghidupkan saat antara maghrib dan isya’. Dan sungguh telah datang banyak
keterangan tentang fadhilah atau keutamaan shalat
diantara Maghrib dan Isya’ dan akan mencukupililah
keterangan berikut ini yaitu bahwasanya Ahmad bin Abil Hawary ketika
bermusyawarah dengan syaikhnya Abaa Sulaiman RohimahumaLloh, apakah lebih baik
ia berpuasa pada siang hari ataukah mendirikan shalat diantara waktu maghrib
dan isya’, maka syaikh Abaa Sulaiman berkata, “kumpulkanlah keduanya-artinya
laksanakan keduanya-. “. Kemudian ia bertanya lagi, “aku tidak mampu
melaksanakan keduanya, karena apabila aku berpuasa maka aku akan disibukkan
dengan berbuka puasa pada saat itu”. Maka Syaikh Abaa Sulaiman menjawab, ”
jikalau engkau tidak mampu untuk mengumpulkan keduanya, maka tinggalkanlah
puasa dan hidupkanlah shalat diantara dua ‘Isya’ (antara maghrib dan isya’)”.
Sayyidatina ‘Aisyah RA berkata, “tidaklah masuk RasuluLlah SAW ke
kediaman saya setelah shalat Isia’ yang akhir kecuali beliau SAW melaksanakan shalat
empat reka’at atau enam reka’at dan Beliau SAW bersabda, “empat reka’at yang
demikian telah menyamai daripadaLailatul Qadar. Dan suatu keharusan bagi kamu
untuk mengerjakan Shalatul Lail/Shalat malam , sungguh telah bersabda
RasuluLlah SAW, “Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat
malam”. Dan bersabda RasuluLlah SAW, “Keutamaan shalat malam dibandingkan
dengan shalat pada waktu siang hari adalah seperti kelebihannya sedekah secara
tersembunya dibanding dengan sedekah secara terang-terangan”. Dan telah
datang keterangan yang menyebutkan bahwa keutamaan sedekah secara tersmbunyi
dibanding dengan sedekah secara terang-terangan adalah berlipat 70 lipatan
dalam hal pahala dan keutamaannya. Telah bersabda RasuluLlah SAW, “Bagi kamu
sekalian untuk mengerjakan shalat malam karena sesungguhnya shalat malam itu
adalah amalan orang-orang shaleh sebelum kamu sekalian, dan tempat
bermuqorrobah bagi kamu sekalian kepada Tuhanmu, dan saat bertafakur akan
maksiat yang dilakukan, dan membersihkan dari dosa, dan penolak penyakit dari
jasad kamu sekalian”.
Dan ketahuilah
sesunggunya orang yang mendirikan shalat ba’da Isya’ adalah sungguh
telah menghidupkan seluruh malamnya. Dan telah terjadi pada sebagian Ulama
salaf melaksanakan amalan shalat pada Awwal malam hari. Akan tetapi
pengerjaannya pada saat setelah bangun tidur pada malam hari adalah lebih
menghinakan syaithan dan menjadi perjuangan nafsu
/ mujahadatunnafsi dan sirr / rahasia yang
sangat ‘ajaib , dia itulah shalat tahajjud dimana Allah telah memerintahkan
RasulNya SAW untuk mengerjakannya dengan firmannya, “Waminallaili fatahajjad
bihii naafilatallak “. “Dan pada sebagian maalm maka bertahajudlah sebagai
amalan sunnah bagi Kamu”. Dan sesungguhnya Allah Ta’ala mencintai seorang hamba
manakala ia bangun malam diantara keluarganya yang lain yang sedang tidur lalu
ia mengerjakan shalat dan Allah memamerkannya kepada MalaikatNya dan Allah
menghadapinya dengan WajahNya yang Mulia.
Dan ketahuilah
sesungguhnya termasuk suatu keburukan apabila orang menginginkan Akhirat akan
tetapi meninggalkan shalat malam. Maka bagaimana ? bahwa
seorang murid-orang yang menginginkan sampai kepada
Allah- bahwa iasenantiasa mengharapkan tambahan rahmat pada
setiap waktunya, telah bersabda RasuluLlah SAW, “Sesungguhnya pada setiap malam
ada suatu saat yang apabila seorang hamba menjumpai saat itu kemudian ia
meminta suatu kebaikan kepada Allah tentang urusan dunia maupun akhirat
melainkan Allah akan memberikannya, dan yang demikian itu terjadi setiap malam
HR Muslim. Dan pada sebagian kitan Allah yang diturunkan, Allah Ta’ala
berfirman, “sungguh telah bohong orang yang mengaku mencintaiKu, apabila malam
telah larut lantas ia tertidur dariKu. Bukankah setiap orang yang mencintai
akan selalu ingin bersendirian dengan yang dicintainya”. Syaikh Ismail bin
Ibrahim AL-Jibraani rahimahuLloohu berkata, “semua kebaikan akan
terkumpul semuanya pada waktu malam”-tentu saja apabila digunakan untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT-. RasuluLlah SAW bersabda yang artinya, “sesungguhnya
Allah Ta’ala turun paad tiap-tiap malam ke langit dunia ketika malam tinggal
sepertiganya yang akhir. Maka Allah Ta’ala berifrman, ‘Adakah yang berdo’a akan
sesuatu niscaya akan ijabahi, dan adakah yang meminta ampunan kepadaKu maka
akan Aku ampuni, dan adakah yang meminta sesuatu niscaya akan Aku beri, dan
adakah orang yang bertaubat maka akan Aku beri taubat kepadanya yang demikian
itu hingga terbit fajar”. Dan bagi orang yang ‘Aarif biLlah pada
mendirikan shalat malam terdapat / merupakan tempat turunnya rahmat
Allah / manziilaat yang sangat mulia, yang banyak sekali dan
beberapa kehebatan rasa (Dzauq) yang sangat lembut yang dapat mereka
rasakan di dalam hati mereka akan ni’matnya berdekatan dengan Allah
dan lezatnya bersama-sama Allah dan manisnya bermunajah dan
indahnyabercakap-cakap kepada Allah / Muhadastah. Sebagian dari
mereka / Aarifuunberkata, “seandainya ahli surga merasakan apa yang kami
rasakan niscaya mereka merasakan hidup yang sangat menyenangkan”. Dan
sebagian dari mereka Arifuunberkata, “sesungguhnya Ahlullail-orang
yang ahli menghidupkan malamnya untuk beribadah kepada Allah-dalam menikmati
malamnya seperti Ahlullahwi-orang yang senang bersendau gurau- dalam
menikmati sendau guraunya”. Dan berkata sebagian dari mereka para
Arifuun, “semenjak empat puluh tahun tidak ada sesuatu yang mengecutkan
hatiku kecuali munculnya fajar”. Tentu saja nikmat yang demikian ini tidak
akan terjadi kecuali setelah melalui usaha yang terus menerus dan menanggung
penderitaan yang berat dalam menghidupkan ibadah di waktu malam, sebagaimana
yang dikatakan oleh Utbatul Ghulam “telah datang malam selama dua
puluh tahun dan selama itu pula aku merasakan kenikmatan”
(Dan jika apa
yang harus di laksanakan untuk mendirikan shalat malam/ibadah malam hari dan
berapa reka’at sebaiknya shalat malam dilakukan ?). maka ketahuilah
sesungguhnya RasuluLlah SAW tidak mengajarkan dalam shalat tahajud akan bacaan
surah-surah tertentu, akan tetapi baik juga dilakukan dengan membacanya sedikit
demi sedikit ketika berdiri melakukan shalat sehingga dapatkhatam dalam
satu bulan, atau kurang atau lebih tergantung dari kemampuan. Adapun bikangan
reka’at maka banyaknya adalah sebagaimana RasuluLlah SAW mendirikan shalat
malam yaiut 13 reka’at, dan yang sedang bisa 9 atau 7 reka’at. Akan tetapi kebanyakan
yang diajarkan adalah 11 reka’at . dan disunahkan ketika bangun dari tidur
hendaklah engkau mengusap wajah dengan tangan seraya mengucapkan kalimat,
“AlhamduliLlaahilladzii ahyanaa ba’da maa amaatanaa wa
ilaiHinnusyuur”. Yang artinya, “Segala puji bagi Allah yang telah
manghidupkan aku setelah kematianku dan kepadaNyalah tempat kembali”. Dan
kemudian membacaInna fii kholqissamaawaati wal ardhi wakhtilaafillaili
wannahaari la aayaatill li ulul albaab……dan seterusnya sampai akhir surah.
Kemudian setelah
itu bangun dari tepat tidur lalu ber wudhu dengan wudhu yang
sempurna, kemudian shalat dua rekaat secara ringkas (tidak terlalu
panjang) syukril wudhu, kemudian shalatlah setelah itu delapan
reka’at dengan memanjangkannya, dengan salam pada setiap dua reka’at
atau setiap empat reka’at, atau sekaligus delapan reka’at dengan
satu salam. Dan apabila masih dirasa mampu, maka berdirilah mengerjakan
shalat sunah menurut kemampuanmu, kemudian shalatlah tiga reka’at dengan niat
mengerjakan shalat witir dengan sekali salam atau dua kalisalam. Dan
bacalah pada rekaat awal surah Sabbihisma Robbikal
A’la, dan reka’t kedua surah Qulyaa ayyuhal kaafiruun, dan rekaat
yang ketiga surah Ikhlash dan Muawwidzatain
FASAL 5
Dan sebaiknya
ada bagi kamu suatu wirid yaitu dengan membaca Kitab allah Yang Maha
Mulia, dan engkau mengekalkan dalam membacanya setiap siang dan malam hari. Dan
yang paling sedikit adalah jika engkau meringkasnya dengan membaca
satu Juz setiap hari, maka dengan begitu setiap bulan
bisa khatam satu kali. Dan di atas yang demikian adalah jika engkau
mengkhatamkannya setiap tiga hari sekali. Dan ketahuilah bahwa pada pembacaan
Al-Qur’an terdapat faidah yang sangat besar dan bekas yang jelas dalam
menjernihkan hati.
RasuluLlah SAW
telah bersabda, “Ibadah paling utama umatKu dadalah membaca Al-Qur’an”.
Dan telah
berkata Sayyidina ‘Aly KarromaLlahu Wajhah, yang artinya “Barang
siapa membaca Al-Qur’an sedang ia dalam keadaan mendirikan shalat, maka pada
setiap hurufnya dihitung sebagai 100 kebajikan. Dan baranga siapa membacanya
dengan duduk dalam shalat, maka pada tiap huruf baginya 50 kebajikan. Dan
barang siapa membacanya di luar shalat sedang ia dalam keadaan suci dari dari
hadast dan najis maka pada tiap huruf baginya mendapat 25 kebajikan. Dan barang
siapa yang membacanya dalam keadaan tidak bersuci, maka baginya akan
mendapatkan 10kebajikan”.
Dan takutlah
bahwa keinginanmu dalam membaca hanya sebatas memperbanyak bacaan saja, tanpa
memperhatikan tadbiir dan tartiilnya.
Dan keharusan
bagi kamu ketika membacanya, haruslah dengan tadbiir, dan engkau juga
faham akan isinya dan yang demikian itu menolong untuk dapat memahami maknanya
dan dapat menghadirkan hatimu akan keagungan Mutakallim / Dzat
yang berfirman yaitu Allah Ta’ala, dan sungguh engkau telah berada di
hadapanNya dan sedang membaca kitabNya yang memerintahkan sesuatu kepadamu, dan
Yang melarangmu akan sesuatu serta memberi nasihat kepadamu melalui
firmanNya. Dan hendaknya ketika membaca ayat
tentang tauhid dan tamjiid maka penuhilah hatimu dengan pengagungan
kepada Allah dan Ta’dhiim kepadaNya. Dan ketika membaca ayat yang
berisi janji dan ancaman maka penuhilah hati dengan
perasaan takut dan harap kepadaNya. Dan ketika membaca ayat
tentang perintah Nya dan besarnya kekuasaanNya, maka penuhilah hati dengan
perasaan banyaknya kekurangan yang telah diperbuat dan perlu meminta ampun
kepadaNya. Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Al-Qur’an adalah laksana
lautan yang sangat luas, dimana dari dalamnya akan keluar
mutiara ilmu yang sangat berharga dan jalan kepadakefahaman. Maka
barang siapa yang telah dibukakan jalan kefahaman maka akan
abadilah keterbukaan hatinya dan akan
sempurnalah nuurnya dan akan menjadi luasilmunya, maka baginya tidak
akan berpaling darinya / Al-Qur’an baik siang maupun malam karena sungguh
ia telah sampailah ia akan tujuannya dan sungguh telah mendapatkan apa yang
dicarinya. Dan yang demikian inilah sifat dari murid yang benar / shidiq
Telah berkata
Syaikh Abu Madyan RA. “Belumlah sempurna seorang murid dalam
ke-muridannya sehingga ia mendapati ada dalam Al-Qur’an apa-apa
yang ia inginkan.
Dan wajib bagi
kamu untuk menghafal beberapa surah dan ayat memang telah diterangkan di
dalam sunnah akan keutamaannya, diantaranya engkau membacanya pada
tiap malam Alif Laam Miim –Sajjdah- dan tabaarokal
mulku, dan surah waqiahdan AmanaRrosuulu hingga akhir
surah, dan surrah Ad-Dukhoon pada malam senin dan Jum’at, dan
surah Kahfi pada hari Jum’at beserta malamnya, dan jika memungkinkan
maka bacalah beberapa surah munjiyat yang tujuh pada tiap-tiap malam,
maka yang demikian ini adalah keutamaan yang sangat besar. Dan juga diantaranya
hendaklah engkau baca pada waktu pagi dan sore hari
yaitu awwalnyasurah Hadiid dan akhir surat Chasyr, dan
surah Al-Ikhlash, dan Muawwidzatainmasing-masing tiga kali, dan
demikian pula engkau baca surah Al-Ikhlash dan Muawwidzatain ketiak
hendak tidur beserta ayat kursy dan Qul Yaa ayyuhal kaafiruun,
dan jadikan ia kalimat yang terakhir yang engkau ucapkan. –Dan Allahlah yang
berfirman dengan kebenaran, dan Ia lah yang menunjukkan kepada jalan
kebenaran.. Amin
FASAL 6
Dan
seharusnyalah bagi kamu memiliki wirid / amalan yaitu mempelajari
atau membaca Ilmu yang bermanfaat yaitu ilmu yang akan menambah
pengetahuanmu (ma’rifatmu) akan Dzat Allah dan sifatNya
dan Af’al / perbuatanNya, dan dengan ilmu tersebut engkau akan
mengetahui perintah –perintahNya yang mendorongmu untuk ta’at kepadaNya, serta
larangan-laranganNya yang mencegahmu untuk bermaksiat kepadaNya, sehingga yang
demikian itu akan menyebabkan kamu zuhud terhadap dunia dan
mencintai akhirat. Dan dengan Ilmu yang bermanfaat tersebut akan
memperlihatkanmu akan Aib atau cacat dirimu dan akan dapat diketahui
bahaya hasil perbuatanmu, serta tipudaya musuh-musuhmu. Maka yang demikian
inilah Ilmu yang bermanfaat yang tertera di dalam Kitab Allah
dan Sunnah Rasul SAW, dan kitab para Aimmah atai para imam
pemimpin umat. Dan Imam Al-Ghazali telah mengumpulkannya dalam
kitabnya yang sangat mulia (Ihya’ Ulumuddin), yang sangat besar faidahnya
bagi orang yang memiliki Bashiirah / mata hati dan gemar akan Ilmu
agama dan keyakinan yang sempurna, maka bersungguh-sungguh mereka dalam
mempelajari kitab tersebut, demikian juga bagi kamu jika kamu benar
bersungguh-sungguh ingin menempuh jalan akhirat, dan berkeinginan untuk sampai
/wushul kepada martabat hakikat. Dan sungguh kitab tersebut dijadikan
rujukan para ahli pencari hakikat yaitu para sufi dan mereka
memperoleh faidah yang sangat besar dalam waktu yang relatif singkat, semua
karena berkah Al-Imaam Al-ghazaali ra.
Dan
seharusnyalah bagi kamu memperbanyak membaca kitab hadits dan tafsir
dan mempelajari kitab yang umum/kebanyakan dipelajari oleh para alim ulama,
karena yang demikian itu akan dapat membukakan hati dan jalan yang
sempurna menuju kedekatan dengan Allah seperti yang dikatakan
sebagian Arifiin. Akan tetapi hendaklah berhati-hati apabila menelaah
beberapa risalah yang membahas masalah-masalah yang sangat halus/lembut dan
masalah hakikat dengan belajar sendiri tanpa didampingi seorang
guru / Syaikh pemimbing, dan masalah yang demikian ini banyak dijumpai dari
risalah-risalah yang di karang oleh beberapa pengarang seperti Syaikh Muhammad
‘Arabi dan beberapa risalah dari Al-Imam Al-Gazali RA seperti
kitab Al-Ma’aarij. Apabila ada orang yang berkata, “sesungguhnya
tidak mengapa bagi kami mempelajari kitab-kitab tersebut karena sesungguhnya
kami hanya mengambil apa-apa yang kafi faham atasnya dan beriman terhadap apa
yang tidak kami fahami dari kitab tersebut”, maka jawabannya adalah
“sesungguhnya dihawatirkan bagimu bahwa apa yang engkau fahamkan dari kitab
tersebut tidak sama denagn apa yang dikehendaki oleh pengarangnya maka akan
menjadi tersesat dari jalan yang benar, seperti yang terjadi pada beberapa kaum
yang muthala’ah kitib-kitab tersebut tanpa pembimbing seorang Syaikh maka
menjadi Zindiq dengan pernyataan mereka
mengenai hulul dan ittihaad (manunggaling kawulo gusti) –
penyatuan antara hamba dengan TuhanNya…….Na’udzubiLlahi min dzalik.
FASAL 7
Dan seharusnya
bagi kamu memiliki amalan dzikir kepada Allah Ta’ala dengan ditentukan waktunya
maupun bilangan jumlahnya (tentu saja dengan meminta amalan dari para Masayikh
/ para Ulama’) karena yang demikian ini untuk mendidik kedisiplinan. Dan
ketahuilah bahwa sesungguhnya dzikir adalah termasuk rukun
thariqah atau sesuatu yang harus dijalankan bagi orang yang hendak
mendekatkan diri kepada Allah, dan dzikir adalah kunci
pembuka hakikat dan merupakan pedang
bagi murid. Sebagaimana yang dikatakan oleh ba’dhul
‘Aarifiin bahwa sesungguhnya telah berfirman Allah, “Fadzkuruunii
Adzkurkum” yang artinya, “maka ingatlah/berdzikirlah kamu semua kepada Ku
niscaya Aku akan mengingatmu”. Dan allah telah berfirman, “FasdzkuruuLlaaha
qiyaaman wa qu’uudan wa ‘alaa junuubikum” yang artinya, “maka
ingat/berdzikirlah kamu sekalian kepada Allah ketika berdiri, dan duduk, dan
ketika berbaring diatas punggungmu”.
Dan Allah Ta’ala
juga berfirman, “Yaa ayyuhalladziina aamanuudzdzkuruLlaaha dzikran
katsiira” yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, dziirlah kamu
sekalian kepada Allah denagn dzikir yang banyak”.
Dan telah
bersabda RasuluLlah SAW, yang artinya, “Sesungguhnya Aku tergantung
persangkaan hamba-ku kepada-Ku, dan Aku akan selalu bersamanya selama mereka
mengingat-Ku. Apabila ia mengingat-Ku di dalam dirinya, maka Aku akan
mengingatnya di dalam Diri-Ku. Jika ia menyebut-Ku di tempatnya, maka Aku akan
menyebut-Nya di tempat-Ku lebih baik dari pada penyebutannya di tempatnya”.
Dan Nabi SAW
telah bersabda, “Telah berfirman Allah Ta’ala, ‘Aku adalah teman duduk orang
yang berdzikir kepada-Ku.”
Dan Nabi SAW
juga telah bersabda, “Maukah kamu sekalian aku tunjukkan sebaik-baik amal kamu
semua untuk Tuhanmu, dan lebih dapat mengangkat derajat kamu sekalian, dan yang
lebih baik bagi kamu dari paad menginfaqkan emas dan perak dan lebih baik dari
keadaan seandainya engkau berjumpa dengan musuh maka engkau memukul pundak
mereka demikian juga mereka memukul pundakmu (perang fi sabiliLlah), ?”
Maka mereka (para sahabat) menjawab, “Baik Yaa RasuluLlah”. Maka Nabi
bersabda, ‘DzikruLlah yaitu dzikir kepada Allah”.
Dan dengan
dzikir banyak sekali buah dan manfaatnya bagi orang yang bersungguh-sungguh
mengamalkannya dengan adab dan hadirnya hati di hadapan
Allah Ta’ala. Dan minimal buah hasil dari dzikir adalah rasa manis lezat yang
dirasakan di dalam hati yang dapat mengalahkan segala sesuatu disekelilingnya
misalnya kelezatan dunyawiyah. Sedang paling tinggi buah dari dzikir adalah
apabila ia fana (hilanglah segala sesuatu) karena mengerasnya Yang di
ingat yaitu Allah bahkan ia sendiri tidak fana / ingat akan dirinya
sendiri -karena terkalahkan oleh Yang diingat/disebutnya. Dan
juga fana/lenyap dari segala sesuatu selain Dia.
Dan barang siapa
yang duduk dalam keadaan suci baik dari hadats maupun najis di tempat
yang sunyi (khalwat) dengan menghadap kiblat menenangkan pandangan
matanya, menundukkan kepalanya kemudian berdzikir kepada Allah dengan hati
yang hadir ke hadapan Allah maka hatinya akan melihat dan
merasakan bekasnyadzikir secara nyata. Dan apabila ia terus dalam keadan
yang demikian maka nuurul qurbi / cahaya kedekatan akan menyiinarinya
dan akan terbuka baginya asraarul ghaibi yaitu rahasia sesuatu
yang ghaib. Dan seutama-utamanya dzikir dalah apabila terwujud
bersama-sama antara dzikir hati dan lisan. Dan yang dimaksud dzikrul qalbi
/dzikir hati adalah apabila bisa hadir ke dalah hati akan makna apa yang
diucapkan oleh lisan. Seperti Taqdis dan tahmiid (Pemahasucian dan
pemujian) kepada Allah ketika tasbih dan tahlil. Dan dzikir adalah wirid
yang abadi / da’im maka berusahalah agar lisan senantiasa basah dengan
sebab dzikir dalam keadaan apapun kecuali pada waktu yang tidak memungkinkannya
untuk melaksanakan dzikir tersebut seperti ketika membaca Al-Qur’an dan
tafakur. Dan jadikan ibadah yang demikian ini sebagai media untuk mendekatkan
diri kepada Allah, dan janganlah terpancang dengan hanya satu macam dzikir saja
akan tetapi sebaiknya memiliki amalan dzikir yang berfariasi.
FASAL 8
Dan bagi kamu
wajib menjaga beberapa amalan dzikir dan do’a serta wirid-wirid pada saat
selesai melaksanakan shalat dan ketika subuh dan sore hari dan ketika
hendak tidur, dan ketika bangun dan lain sebagainya dari setiap waktu dan
keadaan. Maka apa saja yang diajarkan RasuluLlah SAW bagi umatnya tentu akan
menjadi sebab kebahagiaan dan kebaikan serta keselamatannya dari keburukan
waktu tersebut. Dan siapa yang menyia-nyiakan akan hal tadi, kemudian menjumpai
beberapa hal yang tidak menyenangkan hati, atau terhalang antara dia dengan apa
yang ia cintai, maka janganlah menyalahkan kepada siapapun kecuali kepada diri
sendiri. Dan barang siapa yang ingin mnegamalkan apa yang telah disebutkan
tadi, maka hendaklah mempelajari kitab Al-Adzkaar karya
Imam Nawawi RA. Dan yang utama diamalkan ketika selesai melaksanakan shalat
maka hendaklah dibaca setelah shalat maktubah “Allahumma a’innyy
‘alaa dzikriKa wa syukriKa wa husni ‘ibaadatiKa” dan “dan tasbih 33 X, demikian
pula takbir dan tahmid 33 X, dan terakhir ditutup dengan Laa Ilaaha
IllaLlah wahdaHu Laa SyariikaLah laHul mulku walaHul Hamdu wahua ‘ala kulli
Syai’in Qadiir” dan kalimat yang di atas dapat juga ditambah dengan kata
“Yuhyi wa yumiit” dibaca10 kali sebelum mengucapkan kata-kata apapun
setelah shalat subuh dan ashar dan maghrib, dan diantaranya juga dibaca kalimat
pada waktu pagi dan sore “SubhanaLlah wabihamdiHi 100X” dan “SubhanaLlah wal
hamdu luLlah wa Laa Ilaaha IllaLlah HuweaLlaahu Akbar” 100 X, dan “Laa Ilaaha
illaLlaah wahdaHu laa syariikalaH laHul mulku walaHul hamdu waHuwa ‘ala kulli
syai’in qadiir setiap hari 100 X”
Dan jadikan
bagimu wirid berupa bacaan shalawat kepada Nabi SAW karena yang
demikian ini merupakan washilah / media / perantara yang akan
menghubungkan kamu dengan kekasih Allah dan merupakan pintu yang
banyak faidahnya bagi kamu dengan perantaraan shalawat ke hadirat
RasuluLlah SAW. Sungguh telah bersabda RasuluLlah SAW, yang artinya, “Barang
siapa yang bershalawat kepadaku satu kalimaka Allah akan berselawat-memberi
rahmat- kepadanya 10 kali. Dan juga bersabda RasuluLlah SAW, “Yang paling
cinta diantara kamu sekalian kepadaku, dan paling dekat tempat duduk dari kamu
sekalian kepadaku adalah yang paling banyak dari kamu yang membaca salawat
kepadaku”. Dan sungguh Allah Ta’ala telah memerintahkan kepada kita semua
dalam kitabNya yang mulia dengan firmanNya, “Yaa ayyuhalladziina aamanuu
shalluu alaiHi wasallimuu tasliimaa” yang artinya, “Wahai orang-orang yang
beriman, berselawatlah kamu semua kepadaNya (kepadaRasuluLlah SAW) dan
ucapkan salam kepadanya dengan sesungguh-sungguh salam”. Maka lakukanlah
perintah tersebut dan perbanyaklah dan jangan engkau sedikitkan, dan
gabungkanlah antara selawat dan salam serta selawat kepada keluarga Nabi SAW.
Dan perbanyaklah dari shalawat pada malam jum’at dan siang harinya.
Dan seharusnya
bagi kamu untuk memiliki wirid berupa tafakur baik pada
malam hari maupun siang hari yang engkau tetapkan waktunya untuk sesaat atau
beberapa saat. Dan saat yang tepat untuk bertafakur adalah saat yang paling
luang dan saat yang paling jernih dalam pikiran seperti pada waktu
tengah malam. Dan ketahuilah bahwa kebaikan dunia dan agama adalah terletak
pada bagusnya tafakur . dan barang siapa yang
dianugerahi tafakur, niscaya ia telah diberikan semua kebaikan. dan
sungguh telah terdapat pernyataan yang menyebutkan bahwa tafakur sesaat
itu lebih baik daripada ibadah satu tahun. Dan telah berkata Sayyidina Ali
KarramaLlaahu WajHah, “tidak ada ‘ibadah seperti tafakur / yang melebihi
tafakur dalam hal kebaikannya. Dan ba’dhul ‘aarifiin berkata,
“sesungguhnya tafakur adalah pelita hati orang mukmin. Maka apabila hilang
pelita itu niscaya tidak akan terang hati itu “. Dan tempat berlalunya
tafakur itu banyak sekali, diantaranya (dan yang paling utama) adalah tafakur
tentang keajaiban-keajaiban ciptaan Allah pada alam semesta, dan jejak atau
bekas dari taqdir Allah baik yanh dhahir maupun bathin, dan apa yang
terjadi pada langit dan bumi, dan yang demikian ini akn
menambah ma’rifat akan dzat Allah dan sifatNya
dan AsmaNya. Dan Allah telah berfirman yang artinya, Dan
lihatlah apa saja yang ada di langit dan di bumi. Dan dirimu adalah termasuk
pada ciptaanNya yang ‘ajaib maka bertafakurlah tentang dirimu. Dan Allah
Ta’ala telah berfirman, Dan di bumi terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah
bagi orang-orang yang yakin demikian juga pada dirimu, maka apakah kamu tidak
melihatnya ?.
Dan hendaknya
engkau bertafakur akan ni’matNya dan pertolonganNya yang sampai kepadamu dan
juga akan ni’matNya yang sempurna atasmu. Allah Ta’ala berfirman, “Dan ingatlah
kamu semua akan ni’mat-ni’mat Allah kepadamu agar kamu menjadi orang yang
beruntung“. Dan Allah juga berfirman, Jika engkau menghitung ni’mat Allah
niscaya kamu tidak akan dapat menghitungnya. Dan Allah telah
berfirman, Dan ni’mat apa saja yang datang kepadamu, maka sesungguhnya itu
dari Allah. Dan hasil dari tafakur yang demikian adalah penuhnya hati dengan mahabbah
/ cinta dan sibuknya hati dengan bersyukur lahir maupun bathin sebagaimana
Allah telah mencintainya dan ridha kepadanya.
Dan seyogyanya
engkau bertafakur akan Ilmu Allah yang seluruh meliputi dirimu dan akan
penglihatanNya kepadamu. Dan sungguh telah berfirman Allah Ta’ala, Dan
sesungguhnya telah kami ciptakan manusia dan Kami mengetahui apa yang terlintas
dalam hatinya dan Kami lebih dekat padanya daripada urat lehernya.Dan Allah
Ta’ala berfirman, Dan Dia selalu bersama kamu di mana saja kamu berada dan
sesungguhnya Allah melihat apa saja yang kamu perbuat. Dan Allah Ta’ala
berfirman, Apakah kamu tiada mengetahui bahwasanya Allah mengetahui apa
yang ada di alangit dan di bumi. Dan apa yang ada diantara tiga orang maka
Dialah yang ke empatnya. Dan yang diantara lima orang maka Dialah yang ke
enamnya. Dan tafakur yang demikian ni akan membuahkan rasa malu pada
dirimu jika Allah melihatmu pada apa yang dilarangNya, dan kehilangan kamu pada
apa yang diperintahkanNya.
Dan seharusnya
engkau bertafakur tentang kekuranganmu dalam beribadah kepada tuhanmu dan
berpalingnya kamu pada apa yang dibencinya dengan mendatangi apa yang
dilarangnya. Dan Allah Ta’ala berfirman, Dan tidak Aku ciptakan jin dan
manusia kecuali untuk menyembah kepadaKu. Dan Allah Ta’ala berfirman,Apakah
kamu mengira bahwa Aku ciptakan kamu dengan sia-sia, dan kepada Kami kamu semua
tidak akan kembali ?. dan Allah Ta’ala berfirman, Wahai manusia, apa
yang telah memalingkan kamu dari Tuhanmu Yang Maha Mulia ?. Dan tafakur yang
demikian ini akan menambah ketakutanmu kepada Allah dan akan membawamu kepada
menghinakan hawa nafsumu dan memandang buruk kepadanya (nafsu), dan menjauhi
keteledoran, serta melanggengkan keta’atan kepadaNya.
Dan
seharusnya engkau bertafakur akan kehidupan dunia ini dengan segala kerepotannya
dan tafakur akan cepat hilangnya dunia, dan bertafakur akan akhirat dan
ni’matnya dan keabadiannya. Allah Ta’ala berfirman, Demikianlah Allah
menerangkan kepadamu ayat-ayat agar kamu berfikir tentang dunia dan
akhirat. Dan Allah Ta’ala berfirman, bahkan mereka memilih kehidupan
dunia, sedangkan akhirat lebih baik dan lebih kekal. Dan Allah Ta’ala
berfirman, dan tidaklah kehidupan dunia ini tiada lain seperti sendau
gurau belaka, dan sesungguhnya kampung akhirat adalah kehidupan yang
sesungguhnya jika mereka mengetahui. Dan tafakur yang demikian akan
membuahkan untukmu sifatzuhud kepada dunia dan cinta akan akhirat.
Dan sebaiknya
engkau berfikir tentang datangnya maut dan memperoleh kesesahan dan
penyesalan sesudahnya. Allah Ta’ala berfirman, Katakanlah (Muhammad) bahwa
sesungguhnya kematian yang kamu sekalian lari daripadanya, maka sesungguhnya ia
tetap akan menjumpaimu. Kemudian kemu semua akan dikembalikan kepada Allah dzat
Yang Maha mengetahui yang ghaib dan yang nyata maka akan diberitakan kepadamu
tentang apa-apa yang telah kamu perbuat. Dan Allah Ta’ala
berfirman, sehingga apabila telah datang kematian kepada salah satu dari
kamu semua maka dia akan mengatakan, Tuhan kembalikanlah aku-ke dunia- agar aku
dapat berbuat kebaikan setelah apa yang telah aku tinggalkan –dari
melakukannya-. Demikianlah perkataan yang mereka katakan.
Dan Allah Ta’ala
juga telah berfirman, Wahai orang-orang yang beriman, jangan sampai
hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari dzikir kepada Allah.Sampai firman
Nya, Dan Allah tidak akan menunda ajal seseorang apabila telah datang.
Manfaat yang dapat diamnbil dari tafakur yang demikian ini adalah memendekkan
angan-angan dan membeguskan amal dan memperbanyak bekal untuk kelak di hari
akhir (hari kembali kepada Allah.
Dan wajib bagi
kamu untuk bertafakur tentang akhlak-akhlak dan amal yang baik yang disifatkan
Allah kepada para kekasihNya dan para musuhNya dan bertafakur tentang apa yang
disediakan Allah untuk keduanya dari kebaikan yang baik yang segera (di dunia)
maupun yang ditangguhkan (di akhirat). Allah Ta’ala berfirman,sesungguhnya
orang yang baik akan hidup dalam keni’matan, dan orang-orang yang jahat maka
akan mendapatkan siksaan (jahim). Dan Allah Ta’ala berfirman,Maka apakah orang
yang beriman itu seperti orang yang fasiq ? Tidaklah sama mereka itu./dan Allah
Ta’ala berfirman, Adaun orang-orang yang bertaqwa, niscaya mereka akan
kami mudahkan kehidupan mereka. Dan Allah berfirman,Sesungguhnya
orang-orang yang beriman apabila disebut asma Allah maka bergetarlah hati mereka
dan apabila dibacakan ayat-ayatNya maka akan semakin tambahlah imannya. ….bagi
mereka akan mendapat ampunan dari Tuhannya dan rizki yang baik. Dan Allah
Ta’ala berfirman, Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman
dan beramal shalih, bahwa mereka akan kami jadikan penguasa di bumi sebagai
mana orang-orang yang telah terdahulu.
Dan Allah Ta’ala
telah berfirman, Maka apabila telah Kami tetapkan keputusan Kami maka
diantara mereka ada yang kami kirimkan angin yang membinasakan, dan diantara
mereka ada yang kami siksa dengan seruan yang sangat keras (Shaihah), dan
diantra mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan ada pula diantara
mereka yang Kami tenggelamkan ke dalam laut. Dan tidaklah Allah sekali-kali
menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri sendiri. Dan
Allah berfirman, dan orang-orang munafik baik laki maupun perempuan,
diantara diri mereka saling mengajak kepada perbuatan yang buruk dan meghalangi
perbuatan baik. …….dan Allah mela’nat mereka dan bagi mereka adzab yang
menghinakan. dan Allah Ta’ala berfirman, dan orang yang beriman baik
yang laki maupun yang perempuan saling tolong menolong diantara mereka, saling
tolong-menolong dalam kebaikan,……..dan Ridho Allah lebih besar yang demikian
itu adalah keberuntungan yang sangat besar. Allah Ta’ala
berfirman, Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan perjumpaan
dengan Ku adn mereka hanya rela dengan kehidupan di dunia dan mereka tenang
dengannya……. dan hasil dari tafakur yang demikian ini adalah menimbulkan cinta
kepada orang-orang yang baik / shaleh /su’adaa’ dan menggerakkan dirinya
untuk beramal sebagai mana amal mereka, dan berakhlak dengan akhlak mereka.
Dan
sebaiknya engkau dapat menghadirkan pada setiap tafakur akan pemahamannya
dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits, dan atsar dan
janganlah engkau bertafakur akan dzat Allah dan sifatnya dengan
tujuan menganalisa keadaanNya (kaifiyahnya) , dan sungguhntelah
diriwayatkan dari RasuluLlah SAW bahwa Beliau bersabda, bertafakurlah kamu
sekalian tentang ayat-ayat/tanda-tanda Allah dan janganlah kamu semua
bertafakur tentang dzat Allah. Maka sengkau sesungguhnya tidak akan mampu
dari yang demikian ini. Maka yang demikianlah apa yang kami sampaikan dari
beberapa adab, dan beberapa tujuanaurad / wirid yang pada intinya
adalah Hadirnya hati kepada Tuhan . dan engkau tidak akan dapat
sampai kepada yang demikian jika tidak melali jalan ini yaitu melaksanakan amal
yang lahiriah yang disertai hadirnya hati kehadirat Allah. Maka apabila engkau
telah dapat membiasakan hal ini, maka akan teranglah nuur/cahayakedekatan
kepada Tuhan dan akan mengalirlah ilmu – ilmu ma’rifat. Dan apabila telah
sampai yang demikian, maka hatimu akan selalu menghadap kepada Allah secara
keseluruhan. Dan jadila Ia / hati selalu hadir kehadirat Allah SubhanaHu
Wata’ala. Dan terkadang, keadaan yang demikian ini akan berkembang terus
sehingga hati mengalami ghaibah dan istighraq (tenggelam)
kehadirat Allah dan fana (lenyapnya hati karena yang dilihat hanyalah
kebesaran Allah, sehingga yang lainnya lenyap/hilang termasuk dirinya, dan yang
ada hanyalah allah) dan lain-lain perolehan yang ditemui oleh
para AhliLlah. Dan dasar dari pencapaian tersebut adalah tekun dan
bersungguh-sungguh melaksanakan amal dzahir dan menjaganya disamping
hatinya selalu merasa hadir bersama Allah. Dan takutlah kamu akan meninggalkan
amal meskipun amalan yang ringan dan takutlah tidak melanggengkan amal tersebut
karena yang demikian termasuk dalam kebodohan. Dan janganlah melakukan amal
karena merasa longgar waktunya dan karena badan sedang merasa enak dalam
melakukannya akan tetapi sebaiknya disamakan baik dalam keadaan sibuk maupun
longgar, yaitu tetap melaksanakan ketika hati merasa malas, dan menambahnya
apabila mendapati waktu longgar.
FASAL 9
dan ketahuilah
bahwasanya bersegera melakukan kebaikan dan menjaga ibadah, dan selalu
melakukan ta’at adalah kebiasaan para Nabi SAW dan para aulia baik dalam awwal
maupun akhir perjalanannya.karena sesungguhnya Mereka adalah yang paling
ma’rifat / mengenal Allah. Maka tidak mengherankan jika Mereka yang paling
bnayak ibadahnya dan paling ta’at dan paling takut kepada Allah Azza wa Jalla.
Karena sesungguhnya menghadapnya hamba kepada Tuhannya dan ibadah hamba kepada
Tuhannya menurut kadar kecintaannya kepadaNya. Dan sesungguhnya kecintaan
itu tergantung dari besarnya ma’rifat´. Maka manakala seorang hamba lebih
berma’rifat kepada Allah maka sudah pasti ia lebih bersangatan cintanya
kepadaNya dan lebih banyak ibadah kepadaNya.
Apabila engkau
disibukkan dengan mengumpulkan harta dunia dan disibukkan pula dengan
menuruti hawa sehingga mengesampingkan aurad / dzikir maka
berjuanglah agar engkau mempunyai sesaat untuk Tuhanmu pada pagi hari dan satu
saat paad sore hari, dimana pada saat itu engkau gunakan untuk bertasbih dan
istighfar dan lain-lain dari bermacam-macam keta’atan.
Dan sungguh
telah diriwayakan dari Allah Ta’ala sesungguhnya Allah berfirman , “Wahai anak
Adam, jadikanlah untukKu satu saat di awwal harimu dan satu saat di akhir hari
maka akan Aku cukupi apa yang diantara keduanya.
Dan ada pula
keterangan yang menyatakan bahwa sesungguhnya catatan amal perbuatan seorang
hamba dihadapkan kepada Allah Azza wa Jalla pada akhir hari. Maka apabila di
dapat kebaikan pada awwal hari dan kebaikan pada akhir hari maka allah
berfirman kepada malaikat, “hapuslah apa yang diantara keduanya. Yang demikian
ini adalah kemurahan Allah kepada kita dan kepada semua manusia akan tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.
FASAL 10
dan wajib bagi
kamu untuk berpegang teguh kepada Kitab Allah dan Sunnah
Rasuldan bergantung kepada keduanya, karena keduanya adalah agama Allah yang
kokoh dan jalanNya yang lurus. Barang siapa yang mengambil keduanya, maka ia
akan selamat, dan akan mendapat petunjuk dan akan terjaga. Dan barang siapa
yang mengabaikannya keduanya, maka akan tersesat dan menyesal dan mengalami
kerusakan. Maka jadikanlah keduanya sebagai penunjuk jalan bagimu. Dan
kembalilah kepada keduanya dalam segala hal urusanmu dengan niatan melaksanakan
wasiyat Allah dan wasiat rasulNya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Wahai
orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan ta’atlah kepada Rasul dan
pemerintah kamu sekalian. Maka apabila diantara kamu berselisih tentang sesuatu
hal maka kembalikanlah urusannya kepada Allah dan kepada RasulNya- artinya
kembalikan kepada Kitab dan Sunah. RasuluLlah SAW bersabda,
“Aku berwasiat kepadamu dengan sesuatu yang apabila kamu semua berpegangan
kepadanya niscaya tidak akan tersesat selamanya
– KitabuLlah dan sunnahku. Jika dirimu ingin mendapat
petujnuk kepada jalan yang lurus yang tidak ada keraguan di dalamnya, dan
engkau menginginkan dirimu dalam keamanan, maka konsentrrasikan segala niatmu
dan akhlakmu dan amalmu dan ucapanmu kepadaKitab Allah dan Sunah Nabi
SAW. Maka ambilah apa yang sesuai dengan keduanya, dan tinggalkanlah apa
yang bertentangan dari keduanya. Dan jalankanlah apa – apa yang ada di dalamnya
dan ikutilah kebaikan untuk selamanya dan janganlah engkau mengada-adakan
sesuatu di dalam hal agama (bid’ah) dan janganlah engkau mengikuti selain
jalan orang mukmin maka engkau akan mengalamii kerugian di dunia maupun di
akhirat. Dan yang demikian itu adalah kerugian yang sangat nyata. dan takutlah
kamu sekalian akan mengada-adakan perkara agama padahal tidak disyariatkan oleh
RasuluLlah SAW, maka sesungguhnya telah bersabda RasuuLLah SAW, “sesungguhnya
sesuatu yang diada-adakan adalah bid;ah, dan setiap yang bid’ah
adalah tersesat. Dan telah bersabda RasuuLLah SAW barang siapa yang mengada-ada
tentang perkara kami, maka sedang kami tiada mengadakannya, maka di
tolak . dan bid’ah itu ada tiga macam, bid’ah
hasanah, yaitu apa yang disampaikan oleh orang yang bijaksana dari sesuatu
yang bersesuaian dengan Kitab Allah dan sunah RasuuLLah SAW karena menginginkan
memilih sesuatu yang lebih baik dan lebih bermanfaat . maka yang demikian ini
contohnya seperti mengumpulkan Al-Qur’an ke dalam mushaf seperti Abu Bakar, dan
salat tarawih dari Umar, dan menertibkan/menyusun mushaf dan dua adzan awwal
yang dilakukan oleh sahabat Utsman RA. Yang ke dua adalah bid’ah yang
tercela/madzmumah bagi sebagian orang yang zuhud dan
qana’ah seperti seperti bermewah-mewahan dalam hal makan dan pakaian, dan
rumah/tempat tinggal. Dan yang ketiga adalah bid’ahyang tercela secara
mutlak, yaitu apa – apa yang berselisih dengan nash kitab Allah dan sunah
RasuuLLah SAW atau berseberangan dengan ijma’ /kesepakatan para alim
ulama. Oleh karena itu barang siapa yang belum bisa berpegangan dengan kitab
Allah dan mengikuti sunnah RasuuLLah SAW kemudian ia mendakwakan
dirinya bahwa ia telah memperoleh suatu kedudukan disisi Allah, maka janganlah
mengikutinya meskipun ia memiliki kemampuan terbang di atas udara atau berjalan
di atas air, dan dapat menembus batas tempat, dan dapat melakukan hal – hal
yang istimewa (khariqul ‘adah), karena yang demikian itu kebanyakan
terjadi sebagaimana yang dilakukan oleh syaitan, dan tukang sihir, dan tukang
tenung dan ahli nujum dan lain sebagainya dari perbuatan-perbuatan yang
menyesatkan. Dan tidak lepas pula dari yang demikian ini
suatu istidraj (cobaan) dari Allah.
Adapun orang
yang memiliki ilmu dan akal kecerdasan dari orang-orang yang beriman, sungguh
mereka mengetahui bahwasanya perbedaan derajad kedekatan seorang hamba kepada
Tuhannya itu tergantung dari pada sejauh mana kesempurnaan dalam mengikuti sunah RasuuLLah
SAW. Dan sesungguhnya manakala sempurna dalam hal itba’
sunnah RasuuLLah SAW, tentu semakin sempurnalah kedekatannya kepada Allah
SWT.
Dan dalam sebuah
riwayat diterangkan bahwasanya Abu Yazid Al-Bustami RA telah berniat untuk menziarahi
seorang yang termasyhur pada saat itu dan mereka menganggap sebagai wali Allah.
Dan beliau Syaikh Abu Yazid RA. duduk menanti orang itu untuk mengikuti salat
berjama’ah. Maka ketika orang itu keluar dan dilihat oleh Syaikh Abu Yazib
bahwa ia telah meludah di sudut masjid, maka beralulah Abu Yazid dan
meninggalkan orang itu tidak jadi menemui orang tersebut. Kemudian ditanyakan
kepada Syaikh Abu Yazid mengapa berbuat demikian, maka beliau menjawab,
“Bagaimana seseorang yang percaya kepada Rahasia Allah padahal ia tidak menjaga
adab yang baik dalam hal syari’at”.
Sahal bin
AbdulLah RA berkata, “Tidak ada penolong kecuali Allah, tidak ada
dalil/petunjuk kecuali RasuuLLah SAW, tidak ada bekal kecuali taqwa, tidak ada
amal kecuali bersabar kepadanya / amal tersebut, dan ketahuilah bahwasanya
tidak akan mampu bagi tiap-tiap orang untuk melaksanakan kitab Allah dan sunah
RasuuLLah SAW secara lahir dan bathin dengan sempurna karena yang demikian ini
hanya tertentu bagi para ulama yang sangat mencintai Allah dan RasuluLlah SAW.
Oleh karena itu jika engkau merasa tidak mampu untuk memahami ataupun
melaksanakan Kitab Allah dan sunah RasuluLlah SAW maka wajib bagi kamu
untukkembali / ruju’ kepada orang yang Allah memerintahkan kepadamu untuk
kembali kepadanya, sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Fas’aluu ahlajdzdzikri
inkuntum laa ta’lamuun” yang artinya, ‘tanyakan kepada ahlinya jika kamu
tidak mengetahui”. Dan yang dimaksudkan ahludzdzikri adalah
ulama Billah wabidiinihi yang mengamalkan ilmunya karena mencari keridhaan
Allah Ta’ala, yang zuhud terhadap dunia, yaitu ulama yang tidak
dilalaikan oleh perniagaan dunia daripada dzikirnya kepada Allah Ta’ala, mereka
yang selalu mengajak manusia kepada Allah dengan pandangan hatinya yang terbuka
hijabnya akan rahasia-rahasia Allah. Dan sungguh sulitlah didapati seseorang
yang berperangai demikian di bumi yang luas ini sehingga parakabaair ulama
sepuh menganggap bahwa mereka kehilangan darinya, padahal sesungguhnya yang
benar adalah mereka tetap ada akan tetapi Allah Ta’ala telah menutupinya dengan
selendang keagunganNya sehingga tidak ada orang yang mengetahuinya. Kebiasaan
mereka menyembunyikan diri dari khalayak ramai bahkan orang ramai sama
berpaling dari mereka. Maka barang siapa yang berkeras mencarinya (wali Allah tersebut)
dengan niat yang benar dan bersungguh-sungguh maka tidak akan kesulitan untuk
bertemu dengan salah satu dari mereka – Insya Allah-. Sesungguhnya kesungguhan
dan ketekunan adalah pedang yang tiada ia diletakkan pada sesuatu pasti akan
terputuslah sesuatu tersebut. Dan bumi Allah tidak akan sepi dan kekurangan
dari orang yang menegakkan agama Allah denagn hujahnya. Sungguh telah bersabda
RasuluLlah SAW ,”Tidak henti-hentinya diantara umatku yang selalu menegakkan
kebenaran (haq) dan segala sesuatu tidak akan dapat membahayakan mereka sampai
Allah meetapkan keputusanNya. Mereka itulah pelita dunia, dan pemegang amanah,
dan pewaris para Nabi SAW. Mereka itulah tentara Allah (HizbuLlah) dan
ketahuilah sesungguhnya tentara Allah adalah oraang-orang yang beruntung.
FASAL 11
dan wajib bagi
kamu untuk selalu memperbaiki i’tiqadmu dan memperkokohnya atas golongan yang
selamat yaitu yang dikenal diantara beberapa golongan Islamiyah seagai
i’tiqad Ahlussunah wl Jama’ah. Dan mereka selalu berpegang teguh
dengan apa yang datang dari RasuluLlah SAW dan para sahabat. Dan engkau apabila
melihat mereka dengan sungguh-sungguh, dengan sepenuh hati didalam
memperhatikan hukum-hukum Al Qur’anul Kariim, dan sunah Rasul yang mengandung
ilmu-ilmu keimanan, dan golongan yang berjalan pada jalan ulamasalaf dari
para sahabat, tabi’in, maka engkau akan membenarkan bahwa kebenaran yang nyata
adalah yang sebagaimana disampaikan oleh golongan Asy’ariyah yang dinisbatkan
kepada Syaikh Aby Hasan Al Asy’ary RA yang telah menyusun akidahahlul haq/ ahli
kebenaran yaitu aqidah yang telah disepakati oleh para sahabat dan orang-orang
sesudah mereka dari golongan tabi’in. Akidah ini (ahlussunah wal jama’ah)
adalah akidah ahli kebenaran dari setiap zaman dan tempat dan ialah akidah yang
dipakai oleh para ahli tasawwuf sebagaimana yang disampaikan oleh
Syaikh Abul Qasim AL Qusyairy RA dalam permulaan risalahnya , “…Aqidah kami
adalah akidah saudara kami dari orang-orang yang mulia yang terkenal
dengan Al-Husiainiyyain, yang dikenal pula dengan Aly Aby
Alawy dan juga akidah pendahulu kami, mulai dari RasuluLlah SAW hingga
saai ini. Dan Imam AL Muhajir SayyidAhmad bi ‘Isa bin Muhammad bin
Aly bin Al Imam Ja’far As-hadiq RA, ketika melihat
timbulnya bid’ah dan banyaknya perseteruan dan ikhtilaf di
Irak. Maka beliau hijrahlah beliau dari sana, dan berpindah-pindah tempat
hingga sampailah diHadramaut maka menetaplah beliau disana hingga
wafatnya. Maka Allah telah memberikan berkah kepada beliau dan
pengikut-pengikut beliau sesudahnya yang kemudian membentuk suatu komunitas
yang sangat terkenal bagi perkembangan ilmu pengetahuan agama dan juga daalam
hal ibadah dan kewalian dan ma’rifah. Dan dengan berkah
beliau Al imam Ahmad bin Isa maka senantiasalah tegak akidah islam
yang benar dari para Ahli bait Nabi yang senantiasa mereka
menentang bid’ah.Semoga Allah memberikan pahala yang besar kepada
beliau Sang Imam dan kemudian pula kepada kita semua. Demikian pula
semoga Allah mengangkat derajat beliau beserta para pendahulu beliau yang
teramat mulia ke tempat yang tinggi di sisiNya dan semoga Allah mempertemukan
kita kepada mereka kelak di ahirat sesungguhnya Allah adalah Dzat yang Maha
Pengasih lagi Penyayang. Dan golongan Maturidiyah seperti juga golongan
Asy’ariyah/ahlusunnah wal jama’ah.
Dan seharusnya
dilakukan oleh setiap orang mukmin untuk selalu memperbaiki i’tiqadnya dengan
menjaga aqidah dari para imam yang telah disepakati kebesarannya dan kedalaman
ilmunya, sebagaimana aqidah yang suci diuraikan oleh Imam Al-Ghazali RA, yang
jauh dari kekeruhan yang telah disusun pada fashal pertama dari
kitab qawaa’idul Aqaa’id dari kitab Ihya’ Ulumuddin. Maka
wajib bagi kamu menelaah kitab tersebut. Jika kamu ingin yang lebih dari itu
maka dapat mempelajari kitab Risalah Al-Qudsiyah yang disusun pada
fashal ke tiga dari kitab tersebut. Dan janganlah engkau menyibukkan dirimu
dengan ilmu kalam dan memperbanyak pembahasannya dengan harapan akan mencapai
ma’rifah karena sesungguhnya engkau tidak akan
mendapatkan hakikat ma’rifat melalui ilmu kalam tersebut. Akan tetapi
jika engkau benar-benar menginginkan hakikat ma’rifah, maka wajiblah bagi
kamu menempuh jalan (suluukuththariiq) yaitu
melanggengkan taqwasecara lahir maupun bathin dan selalau berpegangan
kepada ayat Al-Qur’an maupun sunah Nabi SAW. Dan lihatlah pada alam semesta di
langit dan bumi dengan tujuan mengambil pelajaran dan memperbaiki akhlak diri
sendiri dengan membaguskanriyadhah dan menjernihkan cermin hati dengan
selalu berzikir dan tafakur dan berpaling dari segala sesuatu yang menyibukkan
diri dari berkonsentrasi akan hal yang demikian. maka jalan yang demikianlah
yang apabila ditempuh niscaya akan mendapatkan hasil yang baik dari apa yang
diinginkan dan akan membuahkan kedekatan kepada Allah Insya Allah. dan
golongan Shufi telah melakukan usaha yang kerasa
/ mujahadah bagi diri mereka sendiri dan
juga riyadhah serta menghentikan kebiasaan kehidupan mereka
sehari-hari karena mereka mengetahui hanya dengan jalan inilah mereka
memperoleh ma’rifat yang sempurna. dan dengan kesempurnaan ma’rifah maka
akan sempurna pula dalam menetapi amaqam ‘ubudiyah /penghambaan diri
kepada Allah Ta’ala
FASAL 12
Dan wajib bagi
kamu untuk melaksanakan fardhu / kewajiban serta menjauhi perbuatan
yang haram dan wajib pula memperbanyak amalan sunah. Maka
sesungguhnya engkau jika dapat melaksanakan hal yang demikian secara
ikhlasliwajhiLlah, karena Allah Yang Maha Mulia maka engkau akan berhasil
mencapai kedekatan yang sesungguhnya dengan Allah Ta’ala. Dan Allah pun akan
memberikan kepada engkau pakaian mahabbah / cinta kepadaNya yang
melingkupi dan mempengaruhi dari mahabbah tersebut akan segala tingkah laku
gerak dan diammu semata-mata karena Allah dan dengan Allah (liLlah dan
BiLlah). dan itulah mahkota kewalian dan
mahkota kekhalifahan yang di isyaratkan oleh junjungan kita baginda
RasuluLlah SAW dengan sabda beliau yang meriwayatkan dari Allah SubhanaHu
wata’ala, “sesungguhnya Allah Ta’ala berifrman, Tiada sekali-kali hambaKu
mendekatkan diri kepadaKu yang lebih Aku cintai daripada mereka yang
mengerjakan apa yang Aku fardhukan kepada mereka. Dan tidak henti-hentinya
hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan mengerjakan amalan sunah sehingga Aku
mencintainya. Apabila Aku telah mencintainya maka Aku menjadi
pendengarannya ketika ia mendengar, dan menjadi penglihatannya ketika ia melihat,
dan menjadi tangannya ketika ia memegang, dan menjadi kakinya ketika ia
berjalan. Jika ia meminta kepadaKu niscaya Aku beri, jika ia meminta
perlindungan kepadaKu niscaya Aku beri perlindungan…..
Oleh karena itu
lihatlah…semoga Allah merahmatimu, akan beberapa rahasia / asrardan
beberapa pengetahuan yang tertuang dalam hadits Qudsi di atas, dan
perhatikanlah dengan sungguh-sungguh secara mendetail apa yang termaktub di
dalamnya tentang apa saja yang dapat menghantarkan seorang hamba untuk sampai
kepada derajad yang sedemikian tinggi yaitu menjadi kekasih ALlah.
Sehingga apa yang ia cintai adalah sesuatu yang dicintai Allah demikian pula
apa yang ia benci adalah apa yang Allah benci, dan semua itu tidak
tercapai kecuali dengan melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan
memperbanyak amalan sunah yang dicintaiNya dengan mengharapkan kebahagiaan di
sisiNya. Oleh karena itu bersegeralah jika memang engkau memiliki cita-cita
untuk dapat sampai kepada derajat kesempurnaan dan jika pula engkau menginginkan
sampai pada derajad rijaldimana telah jelas dan teranglah jalan untuk
menuju kesana.
Dan ketahuilah
sesungguhnya Allah Ta’ala dengan kemurahanNya dan ke baikanNya telah menjadikan
amal sunnah sebagai penambal kekurangan dari
amalan fardhu yang sesuai dengan yang sejenisnya, semisal
Shalat fardhu dengan shalat sunah ,
puasa fardhu dengan puasa sunah. Dan Fardhu adalah pokok /
dasar sedangkan sunah adalah cabang atau yang mengikuti
amal fardhu. Dan orang-orang yang mengerjakan
kewajiban fardhu, dan menjauhi perbuatan haram namun tidak
melakukan ibadah sunah adalah lebih baik daripada orang yang
bersungguh-sungguh melakukan ibadah sunah akan tetapi melalaikan
ibadah fardhu.
Dan takutlah
kamu untuk meninggalkan ibadah fardhu dan lebih mengutamakan ibadah sunah maka
engkau akan berdosa dengan meninggalkan keutamaan ibadah fardhu dan Allah tidak
akan menerima ibadah sunahmu. Hal yang demikian dapat terjadi seperti orang
yang menyibukkan diri dengan ilmu tentang amalan sunah dan meninggalkan
mempelajari ilmu tentang fardhu baik dalam dhahir maupun bathinnya.
Dan ketahuilah
sesungguhnya engkau tidak akan sampai kepada melaksanakan kewajiban yang
diperintahkan Allah kepadamu dari perbuatan ta’at, demikian pula menjauhi dalam
hal enjauhi apa yang dilarangNya untukmu dari beberapa ma’siyat dan pula dari
beberapa cara mengerjakan amalan sunah yang dapat mendekatkan dirimu
kepadaNya kecuali dengan ilmu. Maka wajib bagimu mencari ilmu tersebut,
dan telah bersabda RasuluLlah SAW ,”Mencari ilmu adalah wajib bagi setiap orang
islam . Dan dengan ilmu engkau akan mengetahui hal yang wajib
adalahwajib dan yang haram adalah haram, demikian pula yang sunah adalah
sunah. dan pula engkau mengetahui bagaimana cara mengerjakan yang wajib dan
sunah dan meninggalkan yang haram. oleh karena itu tidak boleh tidak engkau
memiliki ilmu yang demikian. dan tidak ada alasan bagimu untuk tidak
membutuhkan ilmu ini, dan mengamalkannya dan selalu mempelajarinya dimana
dengan mengamalkannya maka engkau akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan
di akhirat.
Dan ketahuilah
sesungguhnya engkau tidak akan mampu melaksanakan apa yang diwajibkan bagi kamu
oleh Allah SWT berupa keta’atan, demikian pula dalam menjauhi apa yang dilarang
Allah SWT berupa amalan maksiyat demikian pula dalam menjalankan suari’at yang
diperintahkan kepadamu dari amalan sunah yang dapat mendekatkan dirimu kepada
Allah SWT dan dapat menyelamatkanmu kecuali dengan ilmu. Maka wajib
bagi kamu untuk mencari ilmu, sebagaimana telah bersabda RasuluLlah SAW,
“thalabul ilmi fariidhatun ‘ala kulli muslimin wamusliimatin” yang
artinya, mencarim ilmu adalah wajib bagi orang Islam laki-laki dan perempuan”.
Dan dengan ilmu engkau akan mengetahui bahwa yang wajibadalah wajib,
dan yang sunah adalah sunah, dan yang haram adalah haram.Demikian
juga dengan ilmu engkau akan mengetahui bagaimana cara melaksanakan yang wajib,
mengerjakan yang sunah dan meninggalkan yang haram.
Oleh karena itu
tidak boleh tidak bagi kamu untuk memiliki ilmu Karena yang demikian ini akan
mencukupkanmu untuk memperoleh kebahagiaan diadunia dan di akhirat. Dan
ketahuilah sesungguhnya seseorang yang beribadah kepada Allah SWT tanpa
didasari dengan ilmu yang benar, maka bahaya yang ditimulkan kepada orang yang
melaksanakannya disebabkan ibadahnya itu lebih besar daripada
manfaat. Yang dihasilkannya. Berapa orang yang beribadah hanya memayahkan
dirinya saja dalam ibadahnya, sementara itu ia selalu bermaksiyat kepada Allah
SWT sedangkan ia merasa itu adalah keta’atan atau apa yang ia lakukan itu
bukanlah maksiyat.
Asy-Syaikh Al
‘Aarif billah Muhammad ibnu ‘Arabi menyatakan pada bab wasiyat yaitu seseorang
dari ahlil Maghrib yang mana sesungguhnya ia adalah seorang yang
bersungguh-sungguh dalam beribadah, dan ia memelihara hewan ternak akan tetapi
ia diamkan saja dan tidak dimanfaatkan. Orang-orang bertaynya kepadanya,
“mengapa engkau tidak mengambil manfaat dari binatang ternak itu “?. Iapun
menjawab, sesungguhnya ia aku pelihara hanya aku pergunakan untuk
menjagafarjiku. Ia tidak mengetahui bahwa melakukan persetubuhan dengan hewan adalah
haram. Maka ketika ia mengetahui bahwa yang demikian itu adalah haram,
menangislah dia dengan menangis yang sangat keras ..demikianlah riwayat
Dan ilmu yang
wajib bagi setiap Muslim adalah ilmu yang menyebabkan ia mengetahui semua
fardhu yang diwajibkan Allah SWT kepadanya, dan megetahui semua yang diharamkan
kepadanya.
Dan wajib bagi
kamu mengetahui tata cara mengerjakan sesuatu yang wajib. Misalnya orang
islam yang telah balig, maka wajib baginya segera mengetahui ma’na dua kalimat
syahadat, dan wajib mengetahui kewajiban shalat lima waktu dan apa yang wajib
dari shalat tersebut seperti rukun-rukunnya, dan hokum-hukumnya. Dan wajib pula
baginya untuk mengetahui wajibnya puasa dan zakat dan haji dan lain sebagainya
dari perkara-perkara wajib. Demikian pula wajib baginya mengetahui haramnya
zina, meminum khamr, dan mengambil harta orang lain secara bathi. Dll. Akan
tetapi belum wajib baginya mengetahui tatacara melakukan puasa dan hajji
kecuali ketika ia memasuki bulan Ramadhan, atau ketika ia mampu untuk pergi
hajji, demikian pula dengan zakat, maka wajib baginya ketika sampai kepada
nishab dan waktu zakat WalLaahu a’lam.
Adapun hal-hal
yang diharamkan, dan hal-hal yang wajib yang telah nyata, semua itu telah
diketahui bersama diantara kaum Muslimin hampir tidak ada yang tersembunyi.
Oleh karena itu yang terpenting adalah mengetahui beberapa hukum dari hal yang
tersebut di atas, dan benar pula bahwasanya belum cukup mengetahui hukum saja,
akan tetapi perlu juga berinteraksi dengan para alim ulama yang takut kepada
Allah SWT
Dan wajib pula
bagi kamu untuk selalu malakukan apa yang mereka amalkan, demikian pula
menjauhi apa yang mereka tinggalkan karena mengikuti jejak mereka, karena
sesungguhnya tidak akan menjadi baik dalam hal mengikuti agama kecuali kepada
para alim ulama yang mengamalkan ilmunya. Sesungguhnya pada saat sekarang ini
sulitlah dijumpai ulama yang benar-benar mengamalkan ilmunya. Oleh karena itu
apabila pada zaman sekarang ini engkau melihat orang alim yang melakukan
sesuatu amalan atau meninggalkan sesuatu yang mungkin disebabkan karena
kedunguan dan keabthilan, maka tidak cukuplah pendapat hanya satu orang
tersebut dalam meninggalkan atau melakukan sesuatu amal, sehingga engkau
menanyakan kepadanya akan alasannya dalam melakukan sesuatu tersebut dari sudut
pandang syari’at dan dari sudut pandang hukum di dalam agama Islam.
Dan tidaklah
terlalu dibutuhkan bagi seorang Muslim dalam mendapatkan pengetahuan tentang
fardhu dll, hingga sampai memakan waktu yang lama, dan hamper yang demikian
inidapat menimbulkan kepayahan baginya. Akan tetapi uckup baginya dalam
mendapatkan ilmu tadi dengan duduk bersama seorang ulama yang benar-benar
bertaqwa satu jam atau dua jam saja, sebagaimana pernah terjadi ada seorang
arab badui datang kepada RasuluLlah SAW dimana beliau SAW sedang
berkhutbah di atas mimbar. Orang arab tersebut meminta kepada Nabi SAW untuk
mengajarinya tentang agama yang datang dari Allah. Maka turunlah Nabi SAW dari
mimbar dan memberinya ilmu , setelah itu beliau SAWnaik lagi ke mimbar dan
menyempurnakan khutbah beliau SAW.
Termasuk hal
yang demikian, barang siapa yang menginginkan keselamatan dirinya, maka wajib
baginya dalam mengerjakan sesuatu sekali kali tidak melakukannya kecuali
setelah mengetahui hukum Allah di dalamnya seperti wajib atau sunah, atau mubah
atau haram, karena sesungguhnya semua urusan tidak terlepas dari salah satu 4
hukum tadi.
Kemudian orang
mukmin terbagi kepada dua bagian, awam dan khusus. Termasuk orang
umum/awam terkadang mereka telah meninggalkan hal yang wajib dan mengerjakan
hal yang haram, dan yang terbaik dari mereka adalah mereka yang
bersegera bertaubat dan meminta ampun kepada Allah SWT. Demikian pula mereka
tidak menjaga amalan sunnat dan terkadang lalai tenggelam dalam
hal-hal yangmubah.
Adapun
orang khusus adalah mereka mengerjakan yang wajib, dan meninggalkan
yang haram dalam setiap keadaan dan mereka menjaga amalan sunah dan
menyedikitkan amalan mubah yang hanya mereka lakukan dalam rangka
untuk mendukung menjalankan perintah dan menjaui larangan Allah SWT
FASAL 13
dan wajib bagi
kamu untuk selalu menjaga kesucian lahir dan bathinmu karena barang siapa yang
sempurna kesuciannya maka ruh nya dan sirrinya akan
menyerupai malaikat secara ruhaniyah meskipun jasadnya adalah seorang
manusia. Telah bersabda RasuluLlas SAW, “Buniyaddiijn ‘ala nadhaafah” yang
artinya, “Sesungguhnya agama ditegakkan di atas kebersihan”. Dan juga
telah bersabda SAW, “InnaLlaaha nadhiif yuhibbunnadhaafat” yang artinya,
“sesungguhnya Allah itu suci dan cinta kepada kesucian”.
Dan kesucian
bathin dapat dihasilkan dengan membersihkan hati dari akhlak yang tercela
seperti takabur, riya’ hasud, cinta dunia, kemudian menghiasinya
dengan akhlak yang mulia
seperti tawadhu’, malu, ikhlash, dan pemurah dan lain
sebagainya.
Adapun hakikat dari
akhlak yang demikian, dan jalan untuk melepaskan diri dari akhlak tercela, dan
jalan untuk mendapatkan keutamaan akhlak tersebut semua itu telah dikumpulkan
oleh Imam Al-Ghazali RA pada bagian ke dua dari
kitabIhya’Ulumuddin oleh karena itu wajib bagi kamu untuk
mempelajarinya.
Sedangkann
kesucian perbuatan zahir akan dapat diperoleh dengan meninggalkan apa yang
dilarang oleh agama dan melaksanakan apa yang diharuskan. Oleh karena itu
barang siapa yang menghiasi dirinya dengan selalu melakukan amal shalih, dan
memenuhi bathinnya dengan akhlak yang terpuji niscaya sempurnalah
kesuciannya
Dan termasuk
bagian dari membersihkan zahir adalah apa yang telah ditunjukkan
oleh syara’ seperti menghilangkan kotoran di badan, memotong
bagian tubuh yang berkebih seperti merapikan kumis, memotong kuku dimulai dari
jari telunjuk kanan terus berurutan sampai ujung jari paling kiri, kemudian
dilanjutkan tangan kiri dimulai dari jari paling kiri berurutan sampai ibujari
kiri, kemudian diakhiri dengan ibu jari tangan sebelah kanan. Dan
mensucikan diri dari hadats dan najis,
Adapun memotong
kuku pada kaki maka disunahkan dimulai dari jari paling kanan pada kaki sebelah
kanan, terus berurutan kekiri hingga berakhir pada jari paling kiri pada kaki
sebelah kiri sebagaimana kalau menyela jari ketika berwudhu. Dan dimakruhkan
mengulur waktu di dalam membersihkan anggota badan yang berlebih tersebut lebih
dari 40 hari. Termasuk juga membersihkan daki yang ada di badan dengan
menggosok hingga bersih kemudian disiram dengan air, demikian juga tertmasuk
membersihkan kotoran yang terdapa pada ujung mata, dan termasuk juga
membersihkan sisa-sisa makanan di sela-sela gigi.
Dan wajib bagi
kamu membersihkan mulutmu dengan siwak menggunakan
kayuaraq lebih utama, dan lebih ditekankan ketika hendak melaksanakan
ibadah seperti shalat atau membaca Al-Qur’an dan lain sebagainya, dan mencuci
bajumu dengan air apabila ia kotor. Dan termasuk juga dalam menyempurnakan
kebersihan adalah menggunakan minyak untuk rambut dan jenggot, dan memakai celak
mata dariitsmid pada tiap-tiap mata tiga kali usapan. Sesungguhnya
RasuluLlah SAW bercelak pada tiap-tiap malam. Demikian pula memakai wewangian
karena wewangian dapat menyebabkan udara menjadi harum yang dapat menyenangkan
orang yang menghirupnya dan ditekankan pada saat menghadiri shalat jum’at dan
beberapa pertemuan yang dihadiri umat islam. Sesungguhnya RasuluLlah SAW
menyukai wewangian dan memperbanyakkannya bahkan sesungguhnya RasuluLlah SAW
sendiri tubuh beliau telah wangi dengan sendirinya meski tanpa menggunakan
wewangian hingga sebagian para sahabat mengumpulkan tetesan keringat
beliau dan menggunakannya sebagai wewangian. Dan disunahkan bagi orang
laki-laki menggunakan minyak wangi yang tajam baunya akan tetapi samar
warnanya. Sebaliknya bagi orang perempuan disunahkan menggunakan minyak wangi
yang samar bahunya dan jelas warnanya.
Dan wajib bagi
kamu menjaga diri dari najis secara keseluruhan. Apabila ada najis mengenai
dirimu maka segera bersihkan karena najis itu dapat menghalangimu dari Allah
SWT, bukankan Allah telah melarang mengenakan pakaian yang terkena najis
untuk mengerjakan shalat maupun membaca Al-Qur’an
FASAL 14
Dan telah datang
penjelasan bahwasanya Malaikat tidak akan pernah memasuki suatu rumah yang di
dalamnya terdapat orang yang berjunub. Apabila malaikat telah pergi, maka akan
datanglah syaithan dari segala penjuru. Oleh karena itu takutlah kamu jika
engkau makan atau tidur dalam keadaan junub sehingga engkau akan
mengalami bahaya disebabkan hal yang demikian itu. Apabila engkau tidak mampu
untuk melakukan mandi jinabat seketika, maka berusahalah agar engkau
dapat mencuci farji dan berwudhu’. Dan wajib bagi kamu untuk selalu
memperbaharuiwudhu’ pada setiap mengerjakan shalat fardhu, dan berusahalah
agar engkau selalu dalam kondisi bersuci (menanggung wudhu) dan bersegeralah
perbaharui wudhu apabila engkau berhadats karena sesungguhnya wudhu’
adalah senjata orang Mukmin. Dan manakalah senjata selalu berada di tangan,
maka musuh pastilah akan selalu menjauh darimu. Dan sungguh telah datang
seseorang menghadap kepada Syaikh Abi Al-Hasan Asy-Syadzily RA untuk
mengajarinya ilmu kimia, maka Syaikh memerintahnya untuk
mendampingi beliau selama satu tahun dengan syarat selalu memperbaharui wudhu
apabila berhadats, kemudian mengerjakan shalat dua reka’at. Maka Syaikh akan
mengajarinya ilmu kimia setelah itu. Maka setelah sempurna satu
tahun, pergilah lelaki tersebut ke sebuah sumur dengan maksud hendak mengambil
air minum dari sumur itu, dan secara tiba-tiba dipenuhilah timba itu dengan
emas dan perak. Maka dibuanglah kembali emas dan perak itu ke dalam sumur
karenazuhudnya daripada emas dan perak tadi. Maka kembalilah lelaki tersebut
menghadap Syaikh Abi Al-Hasan Asy-Syadzily RA dan menceritakan apa yang telah
terjadi. Maka berkatalah Syaikh kepada orang itu, “Sekarang engkau telah
menjadi seorang ahli kimia. Dan Syaikh memerintahkannya ntuk menyeru
manusia ke jalan Allah.
Dan wajib bagi
kamu untuk mengerjakan shalat dua rekaat setelah berwudhu’ dan jika engkau
tidak mampu untuk melanggengkan bersuci maka berusahalah engkau tidak
meninggalkan wudhu ketika engkau duduk di dalam masjid, dan ketika membaca
Al-Qur’an, dan ketika mengkaji ilmu agama, dan ketika duduk untuk berdzikir dan
lain sebagainya dari beberapa amalan ibadah. Dan apabila engkau mengerjakan
wudhu atau mandi jinabat maka takutlah engkau dengan hanya
mengerjakan fardhunya sahaja, akan tetapi sebaiknya engkau juga harus
menjagasunah-sunahnya pula.
Dan sebaiknya
bagi kamu untuk mandi pada sebagian waktu dengan niat membersihkan diri
meskipun engkau tidak dalam keadaan jinabat. Dan telah pula datang
penjelasan tentang mandi teesebut seperti mandi pada hari Jum’ah maka menjadi
suatu keharusan bagi kamu untuk melaksanakannya. Demikian pula pada waktu-waktu
yang lain . dan apabila telah selesai melaksanakan wudhu’ demikian pula mandi,
maka ucapkanlah “Asy hadu An-Laa Ilaaha IllaLlaah wahdaHu Laa Syariika
laHu, wa Asyhadu Anna Muhammadan ‘AbduHu wa RasuuluH.
Dan wajib pula
bagi kamu untuk selalu menjaga tatakrama sebagaimana yang termaktub di dalam
As-Sunnah baik secara lahir maupun bathin demikian pula dalam kebiasaan
sehari-hari maupun ketika melaksanakan ibadah, dengandemikian maka akan
sempurnalah Mutaba’ah dan sempurna pula bagimu dalam mengikuti
jejakRasuluLlah SAW yaitu Rasul Yang penuh rahmah dan Nabi yang
membawa petunjuk ke jalan yang lurus. Jika engkau menginginkan termasuk menjadi
golongan Ash-Shiddiqiin, maka janganlah engkau melakukan sesuatu baik
itu merupakan amal kebiasaan sehari-hari terlebih lagi suatu amalan ibadah kecuali
engkau mengetahui dan melihat adakah RasuluLlah SAW, juga para sahabat RA sama
ada melakukan hal yang demikian atau tidak. Apabila engkau tidak mendapati
Mereka melakukan hal yang demikian, maka tahanlah dirimu untuk tidak
mengerjakannya meskipun perbuatan tersebut termasuk sesuatu
yang mubah karena sesungguhnya mereka tidak memasuki amalan tersebut
melainkan telah datang khabar / ilmu kepada mereka dalam hal
meninggalkan amalan tersebut. Dan apabila engkau mengetahui bahwa mereka
mengerjakan / memasuki sebuah amal perbuatan, maka yang pertama ketahuilah
bagaimana tata cara mereka mengerjakan amalan tersebut
Dan ketehuilah
barang siapa yang menjaga kebiasaan sehari-hari dengan adab / tata
krama yang diajarkan Nabi SAW, maka Allah akan menjaga dirinya daik secara
lahir maupun bathinnya dihindarkan dari tabi’at dan akhlak yang
tercela, dan ia akan mendapatkan kebaikan dan manfaat baik dalam hal agama
maupun perkaraduniawiyahnya. Dan bagi seseorang yang menginginkan kesempurnaan
dan kemerdekaan diri serta kesucian diri dari kotoran, maka hendaklah
menjadikan semua gerak dan diamnya baik secara zahir maupun bathinnya selalu
dalam kerangka undang-undang syari’ah, mengikuti isyarah syar’i
dan akal. Dan tercelalah suatu kebiasaan bagi orang-orang saleh
adalah yang dimaksud sebagai ketundukan dalam hal mengikuti syahwat dan hawa
nafsu dan menurutinya, bukannya mengikuti tuntunan syar’i . apa yang
disampaikan di atas adalah yang berkenaan dengan ‘adah /kebiasaan
sehari-hari. Adapun berkenaan dengan masalah ibadah, maka meninggalkannya
adalah suatu kekufuran yang sangat halus / tersembunyi atau kebodohan yang
nyata maka ketahuilah yang demikian ini.
Dan alangkah
baik bagi kamu agar engkau memulai semua urusanmu dengan didahului dengan
menyebut asma Allah (basmaLah). Apabila lupa dalam melafalkannya pada awwal
perkara maka bacalah ketika ingat BismiLlahi fi awwalihi wa
akhirihi . Dan usahakanlah agar tidak sekali-kali mengerjakan suatu urusan
atau kebiasaan sehari-hari melainkan dengan didasarkan pada niat yang baik.
Apabila engkau memakai pakaian, maka niatkanlah yang demikian ini dengan niat
untuk menutup auratmu dimana yang demikian ini adalah diperintahkan Allah untuk
menutupinya. Dan mulailah ketika mengenakan pakaian dengan bagian sebelah kanan
dan apabila melepaskannya maka akhirkanlah bagian sebelah kanan. Dan ucapkanlah
ketika melepas pakaian BismiLlaahilladzii laa Ilaaha illa Huwa. Dan
ucapkan ketika mengenakan pakian dengan do’a Alhamdu liLlaahilladii
kasaanii hadzaa warazaqaniihi min ghairi chaulin minny.
Dan wajib bagi
kamu untuk tidak berkata-kata kecuali tentang sesuatu yang baik. Dan setiap
perkataan yang tidak layak engkau ucapkan. Maka mendengarkannyapun haram
bagimu. Dan apabila engkau berkata-kata, maka tartilkanlah ucapanmu dan
janganlah engkau memutus perkataan seseorang kecuali apa yang mereka katakana
adalah sesuatu yang dimurkai Allah seperti ghaibah. Apabila seseorang
berkata kepadamu atau meriwayatkan suatu kisah atau cerita kepadamu padahal apa
yang diceritakan itu menurut kamu tidak benar, maka kamu berkata kepadanya
“Tidak benar apa yang engkau katakana” akan tetapi katakanlah “sesungguhnya
yang benar adalah demikian……..
Dan takutlah kamu untuk berlebih-lebihan dalam
mengatakan sesuatu yang tidak penting dan tidak begitu engkau fahami kebenarannya
demikian pulan benyaknya sumpah atas nama Allah. Dan janganlah sekali-kali
bersumpah atas nama Allah kecuali dalam hal yang benar dan sangat dibutuhkan
sumpah itu. Dan takutlah eungkau akan dusta / bohong dalam segala hal karena
yang demikian ini dapat mengurangi iman.
Dan takutlah engkau akan ghaibah
/ menggunjing orang lain dan namimah / mengadu domba dan
jauhilah segala perkataan yang kotor dan menahan dari ucapan yang buruk
sebagaimana engkau menahannya dari perkataan yang jelek. Dan fikirkanlah
tentang apa yang engkau ucapkan sebelum engkau melafalkannya. Apabila suatu
kebaikan, maka ucapkanlah dan apabila kejelekan maka diamlah. Sebagaimana sabda
baginda Nabi SAW “semua kalam bani Adam adalah baginya bukan untuknya, kecuali
dzikir kepada allah atau amar ma’ruf nahi munkar”. Dan telah bersabda
RasuluLlah SAW, “Allah Ta’ala mengasihi seseorang yang mengucapkan kebajikan
maka menguntungkannya, atau diam dari perkataan buruk maka menyelamatkannya”.
Dan takutlah
kamu agar tidak sekali-kali melangkahkan kaki kecuali untuk kebaikan atau untuk
suatu keperluan / hahjat. Dan apabila engkau berjalan , maka janganlah
tergesa-gesa dan janganlah engkau sombong dan membusungkan dada ketika berjalan
maka engkau akan jatuh dari pandangan belas-kasih Allah. Dan
janganlah engkau benci jika ada orang berjalan di depanmu, demikian pula engkau
merasa senang kalu orang berjalan di belakangmu karena yang demikian ini
termasuk akhlak orang-orang yang takabur. Dan jangan banyak menoleh sedang
engkau dalam keadaan berjalan dan janganlah engkau menghentikan langkahmu hanya
karena agar mendapatkan keutamaan dari orang untukmu. Karena sesungguhnya Nabi
SAW apabila berjalan seakan tampak seperti turun dari tempat yang tinggi dan
apabila beliau diundang dari belakang maka beliau berhenti dan tidak menoleh.
Dan wajib bagi kamu ketika duduk, untuk menjaga
auratmu. Dan duduklah menghadap ke arah kiblat dalam keadaan khusyu’ dan
janganlah engkau memperbanyak gerakan ataupun berdiri dari tempat dudukmu. Dan
janganlah engkau memperbanyak bersin atau menguap di hadapan orang banyak. Dan
apabila engkau terpaksa menguap maka letakkanlah tangan kirimu di depan
mulutmu. Dan janganlah engkau memperbanyak tertawa karena yang demikian ini
dapat mematikan hati. Dan jika engkau mampu menjadikan tertawamu itu sebagai
senyuman maka lakukanlah. Dan janganlah engkau berdiri dari tempat dudukmu
hingga engkau mengucapkan SubhanaKallahumma wabihamdika asyhadu allaa
Ilaaha illa Anta astaghfiruKa wa atuubu ilaiK. Dan sesungguhnya telah datang
penjelasan yang mengatakan bahwa barang siapa yang melakukan hal yang demikian
maka Allah akan mengampuni dosa dalam majlis tertsebut. Dan apabila engkau
hendak pergi tidur, maka berbaringlah pada punggungmu sebelah kanan menghadap
kiblat dalam keadaan bertaubat atas segala dosa seraya berkeinginan untuk
mendirikan shalat malam dengan berdo’a BismiKaLlaahumma Rabby wadha’tu
janby wa biismiKa arfa’ahu faghfirly dzunuuby. Allahumma fanny ‘adzaabaka yauma
Tajma’u ‘ibaadaKa (3X), AstaghfiruLlaahal ‘Adziim Alladzii laa Ilaaha Illa
Huwal Hayyul Qayyumu wa atuubu ilaiH (3X), dan ucapkan SubhanaLlah (33X), dan
demikian pula alhamduliLlah, dan Allahu akbar (34X). dan bagi orang yang
hendak tidur ada beberapa dzikir selain yang tersebut tadi, maka janganlah lupa
(berdzikir)/mengingat Allah. Dan janganlah sekali-kali engkau tidur kecuali
dalam keadaan suci (dari hadast dan najis) dan biarlah tidur menghampirimu
sedangkan engkau dalam keadaan berdzikir kepada Allah Ta’ala. Dan janganlah
engkau mempergunakan tempat tidur yang nyaman karena yang demikian akan
menyebabkan engkau nyenyak dan banyak tertidur dan meninggalkan bangun shalat
malam. Maka akan besarlah penyesalanmu dan kerugianmu manakala engkau
mengetahui apa yang dijanjikan Allah bagi orang yang mendirikan shalat malam. Sungguh
telah bersabda RasuluLlah SAW, “Kelak pada hari kiyamat manusia akan
dikumpulkan pada satu tempat maka diserukan, ‘Dimana orang-orang yang jauh
punggungnya dari tempat tidurnya hingga ia mendirikan shalat malam, dan sedikit
sekali mereka itu. Maka mereka masuk surga tanpa hisab’”.
Dan telah bersabda RasuluLlah SAW, “Telah
berkata Ummu Sulaiman (Ibu dari Nabi Sulaiman bin Daud AS) ‘Wahai
anakku, janganlah engkau memperbanyak tidur di malam hari karena barang siapa
yang banyak tidur di malam hari maka kelak di hari kiyamatia akan datang dalam
keadaan faqir. Dan telah berkata Imam Ghazali RA, “Ketahuilah sesungguhnya
siang dan malam terbagi dalam 24 jam. Maka jangan sampai tidurmu melebihi dari
8 jam, karena jika umurmu mencapai 60 tahun niscaya engkau telah menyia-nyiakan
waktu selama 20 tahun yaitu 1/3 nya. Dan apabila engkau berkeinginan untuk
tidur, maka berusahalah agar engkau berbaring pada punggung sebelah kananmu
dalam keadaan menghadap kiblat dan berusahalah untuk tidak membelakanginya.
Akan tetapi apabila tidurmu engkau maksudkan hanya untuk beristirahat dan
bukannya tidur sungguhan, maka tidak mengapa / bolehlah engkau berbaring dengan
punggung sebelah kiri pada waktu qaelulah (tidur siang sebentar untuk
memulihkan tenaga), dengan maksud agar nanti malam menjadi kuat untuk
melaksanakan shalat malam. Dan takutlah engkau untuk tidur setelah shalat subuh
karena yang demikian dapat menyebabkan kefaqiran dan demikian pula
tidur setelah waktu ashar karena dapat menyebabkan junun / gila.
Apabila dalam tidurmu engkau melihat / bermimpi dengan sesuatu yang
membahagiakanmu, maka pujilah Tuhanmu.dan apabila engkau bermimpi tentang
sesuatu yang menggelisahkan/menyusahkanmu, maka memohonlah perlindungan kepada
Allah serta robahlah posisi tidurmu pada sebelah punggung yang lain, dan
janganlah engkau ceritakan mimpi itu kepada seseorang, karena mimpi itu
tidaklah akan membahayakanmu. Dan apabila ada seseorang menceritakan mimpinya
kepadamu, maka janganlah engkau menta’wil mimpi itu hingga orang itu
sendiri yang memintanya, atau orang itu memberikan ijin kepadamu untuk
menta’wilkan mimpi itu.
Dan apabila engkau makan atau minum maka awalilah
dengan basmaLlah diakhiri dengan alhamduliLlah. Makan dan
minumlah dengan menggunakan tangan kanan. Dan apabila dihidangkan makanan di
hadapanmu maka ucapkanlah doa “Allahumma baarik lanaa fiimaa razaqtanaa wa
ath’amanaa khairan minhu.” Kecuali apabila dihidangkan susu maka
ucapkanlah wazidnaa minhu. Karena sesungguhnya tiada hidangan yang
lebih baik daripada air susu.
Dan wajib bagimu untuk mencuci tangan sebelum makan,
demikian pula sesudahnya. Menyedikitkan suapan dan mengunyahnya sampai halus.
Dan janganlah engkau mengulurkan tangan untuk mengambil makanan hingga engkau
telah menelan apa yang ada di mulutmu. Dan makanlah dari sebelah pinggir,
jangan makan dari tengah-tengah hidangan. Dan apabila ada makanan yang
terjatuh, maka ambil dan bersihkanlah bahagian yang kotor kemudian makanlah.
Janganlah engkau sisakan makanan untuk syaithan. Dan bersihkanlah (dengan
mengulum) jari jemarimu sesudah engkau makan, dan makanlah dengan jari
telunjuk, jari tengah serta ibu jari. Dan apabila memerlukan bantuan dengan
jari jemari yang lain semisal kelingking maka tidak mengapa. Apabila engkau
makan bersama-sama orang lain, maka makanlah dari apa yang paling dekat darimu,
dan janganlah engkau banyak menoleh / memandang kepada orang lain yang hadir
dan janganlah berbicara dengan mereka selagi makan kecuali yang sesuai dan
mendukung suasana saat itu. Janganlah engkau bercakap-cakap sedangkan di dalam
mulutmu masih dipenuhi makanan. Apabila selesai makan maka ucapkanlah do’a
“AlhamduliLlah, Allahumma kamaa ath’amTany thayyiban ista’milny shaalihan.
AlhamduliLlahilladzii ath’amany hadza tha’aam, warazaqaniihi min ghairi haulin
minny walaa quwwatin. Barang siapa yang berbuat demikian maka akan
diampuni dosa-dosanya yang telah lewat dan yang akan datang.
dan janganlah
keinginanmu pada makanan hanya untuk mendapatkan kelezatan dan memenuhhi
syahwat semata karena yang demikian akan seperti orang yang disabdakan oleh
RasuluLlah SAW, “Seburuk-buruk umatku adalah mereka yang sarapan dengan hal-hal
yang nikmat, dari makanan ini jasadnya tumbuh akan tetapi himmah atau hasratnya
hanyalah kepada beraneka macam makanan dan bermacam-macam pakaian.”
Sayyidina Ali
KarramaLlahu Wajhah berkata, “Barang siapa yang hasratnya hanya sebatas apa
yang masuk ke dalam mulutnya, maka bagiannya adalah sebatas apa yang keluar
dari dirinya (kotoran)”
Maka berusahalah
dengan sungguh-sungguh agar tidak sekali-kali masuk ke dalam perutmu kecuali
sesuatu yang halal, karene barang siapa yang memakan sesuatu yang halal selama
40 hari, maka akan bersinarlah hatinya dan akan mengalir dari hatinya beberapa
mata air hikmah melalui lisannya. Dan Allah akan memuliakannya dengan zuhud terhadap
dunia, dan akan sucilah sirrinya, dan akan menjadi bagus muammalahnya terhadap
Tuhannya. Dan barang siapa yang makan sesuatu yang haram dan syubhat, maka
kebalikannyalah yang ia dapatkan. Dan takutlah dirimu dalam memperbanyak makan
dan bersangatan dalam kekenyangan karena sesungguhnya meskipun makanan tersebut
dari barang yang halal maka hal itu merupakan permulaan dari keburukan. Dan
termasuk bahaya perut kenyang adalah mengerasnya hati dan rusaknya kecerdasan
dan keragu-raguan pikiran dan malas menjalankan ibadah dan lain sebagainya dari
beberapa bahaya. Dan jalan tengah (sedang) dalam hal makan adalah jika engkau
menahan diri dari makanan sedangkan engkau sangat menginginkannya dan tidak
sekali-kali mengulurkan tangan mengambil makanan kecuali engkau sangat
membutuhkannya dengan keinginan yang benar. Dan tanda dari keinginan yang benar
adalah jika engkau merasa ingin terhadap semua jenis makanan (tanpa
membeda-bedakannya).
Dan berkasih
sayinglah terhadap keluargamu dan apaibla engkau menghendaki hendak menggauli
isterimu maka bacalah ayat WaHuwaLladzii khalaqa minal maa’I basyaran
…Al-ayat . dan yang lebih utama dari kamu apabila kamu mahu menikah. Dan
boleh saja meninggalkannya (tidak menikah) apabila dirasa hal itu lebih membawa
keselamatan bagi agamanya dan lebih beik bagi hatinya dan lebih menyatukan
fikirannya. Dan dimakruhkan dengan sangat bagi orang yang tidak menikah jiak ia
memikirkan hal ihwal tentang wanita yang membawa hati dan fikiran untuk condong
kepadanya (wanita). Dan bagi orang yang dicoba dengan hal yang demikian
sedangkan ia tidak mampu menahannya, maka wajib baginya melakukan puasa karena
sesungguhnya puasa adapt menghancurkan syahwat.
Dan apabila
engkau berniat untuk masuk ke kamar mandi untuk keperluan buang air besar
maupun kecil, maka kenakanlah alas kakimu dan tutuplah kepalamu dan dahulukan
kaki kirimu ketiak masuk dan dahulukan kaki kanan ketika keluar. Dan ucapkan
ketika memasuki kamar mandi BismiLlah Allahumma inny a’udzubika minal
khubutsi wal khabaaits. Dan ketika keluar mengucapkan Ghufraanaka
AlhamduliLlahilladzii adzhaba ‘annyl adza wa’afany. Dan janganlah engkau
berdzikir kepada Allah dalam keadaan yang demikian kecuali hanya di dalam hati.
Dan janganlah engkau membawa sesuatu yang padanya tertulis asma Nya yang demikian
ini dikarenakan mengagungkanNya. Dan janganlah engkau bercakap-cakap kecuali
terpaksa (darurat). Dan janganlah engkau angkat pakaianmu kecuali sebatas
engkau takut akan terkena najis padanya dan tutuplah sekiranya orang tidak
dapat melihatmu dan berusahalah menjauh sekira orang tidak memndengarmu atau
mencium bau kotoran, dan janganlah menghadap kiblat atau membelakanginya ketika
buang hajat. Dan janganlah engkau buang hajat pada air yang menggenang meskipun
volumenya banyak kecuali karena terpaksa dan tidak pula buang air ke dalam
tanah berlubang dan tempat bertiupnya angin (sehingga bahunya mengganggu orang
lain). Semua itu adalah kehati-hatian dalam buang air di mana kebanyakan adzab
kubur adalah disebabkan olehnya. Dan apabila engkau bersin maka jagalah suaramu
dan tutuplah mulutmu dan ucapkanlah AlhamduliLlahi Rabbil Alamiin
Dan suatu
keharusan bagimu untuk menutupi tempat makanan dan minuman dan menutup pintu
rumah terlebih ketika tidur dan ketika meninggalkan rumah. Dan janganlah
sekali-kali engkau tidur sehingga telah mematikan semua api di dalam rumah dari
lampu, dan lain-lain. Dan apabila di pagi hari engkau dapati tempat air dan
makan minum telah terbuka terbuka maka janganlah engkau meminum air yang berada
di dalamnya dan janganlah engkau pergunakan air itu selain untuk keperluan
membersihkan najis karena air tersebut suci akan tetapi dalam penggunaannya
mengandung bahaya. Telah memperingatkan Syaikh Ibnu Araby dalam
kitab futuhaat“sesungguhnya dalam keadaan malam hari ada hal yang penting yaitu
turunnya beberapa penyakit. Apabila terdapat tempat makan/minum yang terbuka
maka masuklah penyakit itu. Dan karena itulah RasuluLlah SAW memerintahkan
untuk menutup tempat air dan makan minum. Dan apabila engkau tidak mendapati
sesuatu untuk menmutupi semua itu maka sebutlah asma Allah dan bertawakallah
kepada Allah sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berserah diri
FASAL 15
Dan penting
bagimu untuk berlama-lama dan memperbanyak duduk di dalam masjid dengan
niat i’tikaf. Karena sesungguhnya masjid adalah rumah Allah dan
sebaik-baik tempat yang dicintai Allah. Telah bersabda RasuluLlah SAW, “Masjid
adalah rumah bagi setiap orang yang bertaqwa”. Dan telah bersabda RasuluLlah
SAW, “Jika engkau melihat seseorang memakmurkan masjid, maka saksikanlah bahwa
ia adalah orang beriman”. Dan telah berfirman Allah SAW, “Sesungguhnya yang
memakmurkan masjid adalah orang – orang yang beriman kepada Allah dan hari
akhir”. RasuluLlah SAW telah menjanjikan tujuh golongan yang Allah akan
memberikan naungan dari ‘ary-Nya kelak di hari dimana tidak ada
naungan kecuali naungan Allah maka salah satu diantara mereka adalah
seseorang yang hatinya bergantung kepada masjid. Akan tetapi wajib bagimu
ketika engkau duduk-duduk di dalam masjid maka jagalah etika dan tatakrama dan
cegahlah diri dari memperbanyak pembicaraan (fudhuulil kalaam), terlebih lagi
pembicaraan hal haram.
Dan apabila
engkau jumpai di dalam masjid suatu pembicaraan tentang urusan dunia, maka
suruhlah keluar dari masjid. Dan janganlah engkau sibukkan dirimu di dalam
masjid kecuali dalam urusan ibadah semata. Karena sesungguhnya masjid
tidak didirikan kecuali hanya untuk ibadah kepada Allah di dalamnya. Dan
apabila engkau memasuki masjid maka dahulukanlah kakimu yang sebelah kanan dan
ucapkanlah BismiLlah washalaatu ‘ala RasuliLlah. Allahummagh firly
dzunuuby waftahly abwaaba rahmatiKa. Dan janganlah sekali-kali engkau duduk
sehingga engkau telah melakukan shalat dua reka’at. Jika tidak memungkinkan
melaksanakan shalat, maka ucapkanlah do’a SubhanaLlahi wal hamdu liLlah wa
laa ilaaha illaLlah waLlahu Akbar 4 (empat) kali. Dan apabila engkau
keluar dari masjid, maka dahulukanlah kakimu yang kiri dan ucapkanlah do’a
seperti ketika memasuki masjid akan tetapi pada kalimat abwaaba
rahmatiKa diganti dengan abwaaba fadhliKa. Dan tambahlah
kalimat A’udzu bilLahi minasyaithanirrajiim wa junuudihi.
Dan apabila
engkau mendengar suara mu’adzin maka tirukanlah seperti apa yang di
ucapkan mu’adzin kecuali pada dua buah kalimat hayya maka jawablah
dengan kalimat la haula walaa quwwata illa bilLah. Dan jawablah pada
kalimat ashalaatu khairun minannaum pada adzan subuh dengan
jawaban shadaqta wa bararta. Dan apabila engkau selesai menjawab
panggilan adzan, maka lanjutkanlah dengan membaca shalawat kepada Nabi
SAW kemudian ucapkanlah kalimat Allahumma Rabby hadzihidda’watittaammah
washalaatil qaaimah aati Muhammadal washiilah wal fadhiilah wab’atshu maqaamam
mahmuuda’lladzii wa’adTaH. Dan perbanyaklah berdo’a antara adzan dan
iqamah sebagaimana sabda Nabi SAW ”Do’a diantara dua adzanadalah tidak
ditolak . dan termasuk do’a yang dibaca pada saat yang demikian
adalah Allahumma inny as alukal ‘afiyah fiddunya wal aakhirah. Dan
sungguhntelah datang penjelasan di dalam sunnah tentang do’a tersebut pada
waktu-yang lain. Maka penting bagimu dengan do’a ini karena sesungguhnya do’a
tersebut termasuk kumpulan / intisari do’a dan lebih utama.
FASAL 16
Dan suatu
keharusan bagimu untuk bersegera mempersiapkan diri untuk mengerjakan shalat
pada awal waktu sekiranya muadzin belum mengumandangkan adzan pada tiap-tiap
shalat fardhu melainkan engkau sudah dalam keadaan berwudhu dan engkau telah
hadir di masjid. Jika engkau tidak dapat mengerjakan yang demikian, maka
janganlah kurang dari pada mempersiapkan diri ketika mendengar suara adzan. Dan
sungguh telah bersabda Nabi SAW, “Keutamaan awwal waktu dibanding dengan akhir
waktu seperti keutamaan akhirat atas dunia”. Dan bersabda Nabi SAW, “Awwal
waktu adalah keridhaan Allah, dan akhir waktu adalah ampunan-Allah” .
Dan wajib bagimu
untuk selalu menjaga sunnah ratibiyah dimana syar’i telah mengajarimu (untuk
melakukannya) sebelum maktubah dan sesudahnya dan takutlah engkau
bermalas-malasan dengan meninggalkannya. Dan manakala engkau tertinggal
(sehingga tidak sempat melaksanakan), maka hendaklah engkau bersegera
mengqadha. Dan wajib bagimu untuk bersikap khusyu’ di dalam shalatmu dan dengan
hati yang hadir kepada Tuhan dan bagusnya sikap ketika berdiri dan tartil dalam
bacaan dan menyempurnakan ruku’ dan sujud dan rukun yang lain-lain dan menjaga
sunah-sunahnya dan beretika / tata krama sebagaimana diterangkan dalam syari’at
dan menjaga diri dari sesuatu yang mengurangi kesempurnaan shalat. Maka
sesungguhnya engkau apabila dapat melakukan hal yang demikian maka hakikat
shalat akan keluar dari tubuhmu dalam keadaan putih bersinar dan ia berkata,
“Semoga Allah menjagamu sebagaimana engkau menjagaku”. Akan tetapi apabila
tidak, maka ahkikat shalat akan keluar dari tubuhmu dalam keadaan hitam legam
seraya berkata, “semoga Allah menyia-nyiakan kamu sebagaimana engkau telah
menyia-nyiakanku”.
Telah bersabda
SAW, “tiadalah bagi seseorang dalam shalatnya melainkan sebatas apa yang ia
pikirkan di dalam shalat”. Dan telah berkata Hasan Al-Bashri rahimahuLlah,
“Setiap shalat yang tidak disertai hadirnya hati, maka uqubah (siksanya) lebih
cepat, dan syaitan sangat menginginkan jika seseorang sibuk memikirkan dunia
ketika di dalam shalat, hingga terbuka dalam pikirannya ketika berdiri
mengerjakan shalat tentang beberapa kebutuhan hidupnya dan teringat beberapa perkara
yang menyusahkan hatinya tentang urusan dunia, padahal yang demikian ini tidak
pernah terpikirkan ketika sebelum berdiri mengerjakan shalat. Hal yang demikian
inilah yang menyibukkan hati dari mengingat /berdzikir kepada Allah dan hadir
di hadapannya oleh karena itu para ulama mensyari’atkan untuk membaca Qul
a’udzu biRabbinnas dengan niat untuk menjaga diri dari kejahatan syaitan yang
di rajam”.
Dan sebaiknya
tidak terus-menerus hanya membaca satu surah tertentu setelah membaca
Al-Fatihah kecuali surah-surah yang telah dijelaskan keistimewaannya oleh
syara’ seperti Alif laam miim sajdah, dan ayat hal ataa ilal insaan
(dalam shalat subuh hari jum’at) dan jagalah engkau untuk membaca surah yang
ringkas seperti al-kaafiruun, al-ikhlas, dan mu’awwidzatain ketika engkau
menjadi imam. Sebagaimana riwayat bahwasanya sahabat Mu’adz bin Jabal mengimami
suatu kaum dengan bacaan surah yang sangat panjang. Akhirnya salah seorang dari
mereka mengadu kepada Nabi SAW sehingga Nabi SAW menegur sahabat Muadz RadhiyaLlahu
‘an
FASAL 17
Dan wajib bagimu
apabila engkau melakukan shalat di belakang imam, untuk memperbaiki dan
memperbagus mutaba’ah (mengikuti) imam. Karena sesungguhnya dijadikan
imam adalah untuk dita’ati dan diikuti. Dan takutlah engkau dengan mengiringinya
dalam segala sesuatu perbuatan imam apalagi mendahuluinya. Dan seharusnya
engkau menjadikan semua perbuatan di dalam shalat selalu mengikuti imam.
Sesungguhnya telah bersabda RasuluLlah SAW bahwa orang yang menunduk maupun
mengangkat dirinya sebelum imam sesungguhnya ubun-ubun / kepala
orangtersebut berada di tangan setan. Dan wajib bagi kamu untuk bersegera
menempati shaf awal dan takutlah engkau mengakhirkannya sedangkan engkau mampu
melakukannya. Dan telah bersabda RasuluLlah SAW, “Tiada henti-henti suatu kaum
mengakhirkan (dari shaf awwal) hingga Allah mengakhirkannya” (dari keutamaan
dan rahmat) nya.
Telah bersabda
RasuluLlah SAW “Sesungguhnya Allah Ta’ala bershalawat / memberikan
rahmatnya kepada shaf y yang paling depan”. Dan sesungguhnya RasuluLlah
SAW memintakan ampun bagi shaw awwal sebanyak tiga kali
dan shafke dua satu kali. Dan bagimu memperhatikan shaf dan meluruskannya
. dan apabila engkau menjadi imam maka memerintahkan meluruskan shaf adalah
sesuatu yang diharuskan dan ini adalah perkara yang penting di dalam syari’at
islam akan tetapi kebanyakan menusia lalai darinya. Dan sungguh RasuluLlah SAW
bersungguh-sungguh dalam hal ini mengaplikasikannya seraya bersabda, “Hendaklah
engkau sekalian meluruskan shafmu, atau semoga Allah mempersatukan di antara
hatimu”dan beliau memerintahkan untuk menutup shaf yang berlubang dan
beliau berkata, “Demi Dzat yang diriku berada di tanganNya sesungguhnya aku
melihat setan masuk di sela-sela shaf seakan-akan ia seperti Al-Khadzf
(seekor kambing kecil.”
Dan wajib bagimu
untuk menjaga shalat lima waktu dengan berjama’ah dan terus menerus demikian
karena sesungguhnya shalat jama’ah lebih utama daripada shalat sendirian dengan
27 derajad sebagaimana diterangkan dalam hadist shahih. Dan takutlah engkau
meninggalkan shalat berjama’ah tanpa udzur atau dengan alasan yang
tidak baik / merusak. Dan ketika engkau mendatangi
tempat jama’ah sedangkan engkau telah mendapati dirimu dalam keadaan
telah melakukan shalat di dalam rumahmu atau engkau duduk di dalam rumahmu untuk
berdzikir demi keselamatan agamamu maka sebaiknya engkaupun mengikuti orang
yang melakukan shalat jama’ah agar engkau mendapatkan pahala berjama’ah dan
engkau selamat dari ancaman bagi orang yang meninggalkannya. Seperti sabda
RasuluLlah SAW bolehlah memilih suatu kaum antara mencegah kaum dari shalat
jama’ah atau dibakar rumah mereka. Dan sebagaimana pula sabda RasuluLlah SAW,
“Barang siapa yang mendengar seruan adzan dan tidak menjawab (dengan shalat
berjama’ah) maka tiadalah shalat baginya”. Dan perkataan sahabat Ibnu Abbas RA,
“Sungguh engkau telah melihat kami dan apa yang tertinggal dibelakang (yakni
tertinggal dalam shalat berjama’ah) melainkan mereka itu munafik .
Dan telah
berlaku pada zaman RasuluLlah SAW tentang perbedaan antara dua orang yang mendapatkan
hidayah yaitu dengan bagaimana sikapnya dalam berdiri di shaf ketika
berjama’ah. Dan manakala hal ini sangat penting dalam masalah meninggalkan
shalat berjama’ah, maka bagaimana pula keadaan orang yang meninggalkan
shalat Jum’ah di mana shalat ini merupakan shalat fardhu. Dan telah
bersabda RasuluLlah SAW , “Barang siapa yang meninggalkan 3 kali shalat jum’ah
karena meremehkannya, maka Allah akan menutup hatinya .
Apabila engkau
memiliki udzur sehingga
meninggalkan jum’ah atau jama’ah maka bandingkanlah
seandainya di tempat engkau tinggal terdapat orang yang membagi-bagikan uang
kepada orang yang hadir kemudian engkau memutuskan untuk mendatangi dan
berkeinginan mendapatkan bagian sehingga
meninggalkan jama’ahatau jum’ah , maka udzur mu yang
demikian ini adalah udzur yang tidak benar. Dan merasa malulah kepada Allah SWT
apabila hasratmu kepada dunia lebih besar dari pada apa yang ada di sisi Allah.
dan ketahuilah bahwa sesungguhnya udzur yang benar adalah apabila
kesempatan untuk berjama’ah memang benar-benar telah hilang setelah
diusahakan dengan sungguh-sungguh. Adapun pahala, maka tidak akan dihasilkan
kecuali dengan melaksanakannya. Benar, bahwa pahala dapat dihasilkan bagi orang
yang udzur dilihat dari beberapa segi, seperti orang yang udzur shalat
berjama’ah karena menghalau musuh dll. Atau ia tidak memiliki udzur untuk
hadlir dalam shalat jama’ah akan tetapi ia berkepentingan untuk orang islam
lain yang mengalami penderitaan yang berat seperti orang yang menolong kaum
muslimin yang kelaparan atau menderita sakit keras dll, maka orang yang
demikian akan mendapatkan pahala berjama’ah.
Kemudian,
sesungguhnya orang mukmin yang sempurna tidak menghendaki akan meninggalkan
sesuatu yang dapat mendekatkan dirinya kepada allah SWT. Meskipun dalam meninggalkannya
ia memiliki 1000 udzur bahkan seandainya ia mengetahui bahwa meninggalkannya
lebih di sukai Allah dari pada mengerjakannya . dari itulah orang
yang AhliLlah menyandang gelar kesempurnaan atas kesanggupannya dalam
mengerjakan segala sesuatu untuk mendekatkan diri kepada Allah dimana
gunung-gunung tidak mampu memikulnya.
Adapun orang
yang lemah imannya dan sesikit keyakinannya dan
berkurangma’rifatnya kepada Allah, maka tiadalah sebab yang membuat mereka
meninggalkan fardhu dari Allah. akan tetapi bagi orang yang mengerjakannya
pastilah baginya beberapa derajat dan mereka tidak akan dianiaya.
Dan wajib bagi kamu membebani
orang-orang yang berada di bawah kekuasaanmu seperti anak-anak, dan isteri, dan
hamba sahaya untuk melakukan shalat. Apabila ada penolakan dari salah satu
diantara mereka , maka wajib bagimu memberi nasihat kepada mereka dan
menakuti mereka. Apabila mereka bertambah penolakannya dalam meninggalkan
shalat maka wajib bagimu untuk memukulnya. Apabila mereka masih tidak mahu menolak,
maka wajib bagi kamu memutuskan hubungan dengannya karena sesungguhnya orang
yang meninggalkan shalat adalah setan yang jauh dari rahmat Allah dan
menghadapkan pada murkaNya dan laknatnya yang dilarang berhubungan dengannya
dan diwajibkan memeranginya bagi setiap orang islam. Bagaimana tidak, sungguh
telah bersabda RasuluLlah SAW, “Perjanjian antara kami dengan mereaka adalah
shalat. Barang siapa yang meninggalkannya sungguh telah menyekutukan Allah. dan
telah bersabda RasuluLlah SAW, “Tidak ada agama bagi orang yang tidak melakukan
shalat. Dan perumpamaan shalat di dalam agama seperti perumaan kepala pada
badan”.
Dan wajib bagi
kamu meluangkan waktu dari segala kesibukan duniawi pada hari jum’ah dan
jadikanlah hari yang mulia ini murni untuk kegiatan akhiratmu. Maka janganlah
engkau memiliki kesibukan pada hari ini melainkan hanya sesuatu amal kebaikan
dan hanya menghadap kehadirat Ilahi dan memperbagus muraqabah(mengintip)
akan sa’at Ijabah yaitu satu saat pada hari jum’ah dimana tiada berjumpa
dengannya seorang muslim dan ia meminta kebaikan kepada Allah atau memohon
perlindungan kepadaNya melainkan di ijabah /dikabulkan baginya.
Dan wajib bagimu
sibuk dengan bukuur (amal kabaikan/dzikir/shalawat dll) hingga waktu
shalat jum’ah dan mendekati mimbar dan diam ketika khutbah dibacakan dan jangan
sibukkan diri (ketika khutbah) dengan berdzikir atau tafakur terlebih
bertafakur tentang sesuatu gurauan, demikian pula takutlah pada saat demikian
terhadaphadiitsunnafsi dan sadarilah bahwa engkaulah yang dimaksud pada
setiap apa yang engkau dengarkan dari beberapa nasihat dan wasiyat. Dan bacalah
ketika selesai mengucapkan salam sedangkan engkau belum mengucapkan sepatah
katapun bacaan fatihah, Al-Ikhlash, Mu’awwidzatain masing-masing 7
kali dan bacalah juga setelah selesai shalat (SubhanaLlahil ‘Adziim wabihamdih
100 X) maka di dalam hadits telah diterangkan akan fadhilah semua ini
..wabiLlahi Taufik
FASAL 18
Dan wajib bagi
kamu jika kamu memiliki harta yang harus dibeikan zakat maka keluarkanlah zakat
itu. Karena yang demikian ini akan memperbaiki hatimu, dengan maksud dalam
mengeluarkan zakat teresebut adalah karena Allah,dan menyegerakan
pengeluaran itu tanpa menunda pelaksanaannya. Jika kamu dapat melaksanakan hal
ini maka akan tampak barakah dari hartamu dan akan berlipat ganda
bagimu kebaikan dan jadilah hartamu terpelihara dari segala mara bahaya.
Dan wajib bagi kamu mengumpulkan harta hingga sampai nisab kemudian
mengeluarkan zakatnya dan jauhilah perilaku kebanyakan anak
dunia karena diantara mereka ada yang tidak menyempurnakan hartanya
(hingga nisab) sehingga mereka tidak mengeluarkan zakat. Dan janganlah kamu
memakan hasil buah-buahan dan tanaman kamu yang telah
mencapai nishab hingga engkau mengetahui dengan pasti jumlahnya (yang
wajib engkau zakati). Dan ketahuilah sesungguhnya orang yang berkewajiban
mengeluarkan zakat kemudian ia tidak memberikan kepada yang berhak padahal ia
mengetahui, atau ia menggunakan harta itu untuk kesenangan hawa nafsu, seperti
orang yang memberikannya kepada orang lain untuk mendapatkan keuntungan yang
segera, maka tiada sekali-kali ia keluar dari dunia (meninggal) melainkan ia
akan disiksa dengan hartanya itu. Dan sesungguhnya adzab akhirat itu lebih
besar seandainya mereka mengetahui. Jika yang demikian ini keadaan orang yang
mengeluarkan zakat tidak pada tempatnya, maka bagaimana pula keadaan orang yang
yang tidak mau mengeluarkan zakat, mereka itulah orang-orang yang telah membeli
kesesatan dengan petunjuk , maka tiadalah keuntungan bagi perniagaan mereka dan
tiadalah mereka mendaparkan petunjuk. Dan telah berulang kali datang penjelasan
bahwa orang yang tidak mengeluarkan zakat, keadaannya sama seperti orang yang
meninggalkan shalat dalam hal keburukannya. Dan telah berkata Abu Bakar,
mengenai orang yang meninggalkan zakat, beliau menamainya dengan ahlul
riddah (orang yang murtad) na’udzubiLlah min dzalik.
Dan wjib bagi
kamu mengeluarkan zakat fitri untuk dirimu dan untuk orang-orang yang menjadi
tanggunganmu dalam hal nafakah, dan yang demikian ini jika kamu mampu.
Dan wajib bagi
kamu memperbanyak sedekah, dan bersedekahlah pula kepada saudara / kerabat yang
membutuhkan, dan kepada ahlul khair yang kekurangan harta karena
sedekah yang demikian ini dapat membersihkan dirimu dan banyak pahalanya jika
diserahkan kepada mereka.
Dan wajib bagi
kamu bersedekah dengan sesuatu yang engkau cintai dan yang engkau rasa berat
mengeluarkannya agar kamu mendapat kebaikan dari Allah Ta’ala. Telah berkata
Allah Ta’ala, “Tidak akan mendapat kebaikan sehingga engkau mau menginfakkan
harta yang kamu cintai “. Dan terlebih lagi (bersedekah dengan sesuatu
yang) engkau sendiri membutuhkannya. Jika kamu dapat melaksanakan hal ini maka
kamu akan termasuk orang-orang yang beruntung. Dan terlebih lagi bersedekah
secara tersembunyi (tidak diketahui orang lain) karena sadaqatul
asrardapat meredam amarah Tuhan dan berlipat ganda 70 kali lipat
daripada sadaqah secara terang-terangan, dan selamat dari
godaan riya’ yang merusakkan amal .
Dan jangan
lewatkan untuk bersedekah setiap hari dengan sesuatu meskipun sedikit. Dan
jangan engkau sia-sia para peminta-minta yang berdiri di depan pintu rumahmu
meskipun engkau hanya mampu memberikan sebiji kurma apa lagi yang lebih besar
dari itu (kurma). Karena sesungguhnya ia (peminta-minta) adalah
hadiyah/pemberian Allah Ta’ala untukmu. Jika engkau tidak memiliki sesuatu yang
engkau berikan maka tolaklah ia denga cara yang baik dengan tutur kata yang
halus dan janji yang bagus.
Dan jika engkau
memberi sesuatu kepada orang miskin maka perlihatkanlah perasaan senang
kepadanya dan tumbuhkan kesadaran pada dirimu bahwa itu semua itu adalah suatu
keselamatan bagimu dengan diterimanya pemberianmu. Dengan demikian kamu akan
berhasil mendapatkan pahala. Bahkan jika engkau memiliki dunia dan seisinya
niscaya lebih besar dan lebih utama pahala ini. Dan telah datang penjelasan
bahwa terkadang satu suap pahalanya dihadapan Allah Ta’ala lebih besar daripada
gunung uhud.
Dan janganlah
engkau enggan (tidak mau) berzakat karena takut jatuh miskin karena
sesungguhnya zakat itulah yang akan menarik berkah kepada kekayaan . dan
sesungguhnya orang yang meninggalkan zakat itulah sesungguhnya mereka menarik
dirinya kepada kefakiran.
Dan ketahuilah
sesungguhnya pada sedekah terdapat beberapa manfaat baik yang segera maupun
untuk kemudian. Adapun manfaat yang dekat adalah dapat menambah rizki dan umur
dan mencegah mati dalam keadaan buruk dan menyehatkan badan dan harta
menjadi barakah. Dan manfaat jangka panjang adalah dapat melebur dosa/kesalahan
sebagaimana air dapat memadamkan api, dan kelak dapat menjadi payung di atas
kepalanya (tempat berteduh) di hari kiyamat dan menjadi tirai penghalang dari
siksa neraka dan lain-lain manfaat. Dan tidak dapat mengambil pelajaran akan
hal ini kecuali orang-orang yang cerdas dan beruntung.
FASAL 19
Dan wajib bagi
kamu memperbanyak amal kebajikan terutama pada bulan ramadhan karena pahala
ibadah sunah pada bulan ini sebanding dengan pahala
ibadah fardhupada bulan lain. Dan sesunggunya pada bulan ramadhan sangat
banyak dan mudah untuk dihasilkan amal kebajikan yang tidak dapat dicapai pada
bulan-bulan lain. Dan tidak ada yang dapat menyamai keutamaan bulan ramadhan.
Yang demikian ini karena nafsu yang malas melakukan kebajikan akan
terpenjara disebabkan karena lapar dan haus, dan syaitan yang menghalangi amal
baik telah terbelenggu. Dan pintu neraka tertutup, serta pintu surga terbuka.
Dan Penyeru selalu memanggil pada setiap malam atas perintah Allah,
“Wahai orang yang senang kebajikan kemarilah, dan wahai orang yang gemar akan
kejahatan tinggalkanlah.” Dan selayaknya di bulan ramadhan ktidak
memanfaatkan aktifitas melainkan untuk amal akhirat , dan tidak
melakukan kegiatan duniawi kecuali karena keadaan dharurah. Dan jadikanlah
kesibukanmu mencari kehidupan dunia di luar bulan ramadhan sebagai perantara
untuk mendapatkan kelapangan beribadah di bulan ramadhan terutama pada sepuluh
hari terakhir bulan ramadhan dengan memperbanyak iqbal (menghadap)
kepada Allah dan menetapi ibadah kepada-Nya. Dan apabila memungkinkan bagimu
untuk tidak keluar dari masjid pada sepuluh hari terakhir kecuali untuk
keperluan yang tidak dapat ditinggalkan, maka lakukanlah.
Dan wajib bagi kamu
untuk melaksanakan shalat tarawih pada setiap malam di bulan ramadhan. Dan
telah menjadi kebiasaan pada sebagian negeri dengan meringkasnya bahkan sampai
terjadi karena sebab yang demikian (meringkas dan mempercepat shalat) sehingga
meninggalkan sebagian rukun shalat apalagi pada amalan sunahnya.
Dan telah diketahui bersama
amaliyah para ulama salaf bahwa mereka membaca al-Qur’an mulai dari
awal bulan ramadhan sampai akhir ketika shalat. Setiap malam mereka membacanya
sehingga khatam pada beberapa hari pada akhir bulan. Jika
memungkinkan bagimu untuk mengikuti jalan mereka (ulama salaf) maka
lakukanlah. Dan apabila kamu tidak mampu, maka cukupkan dengan
menyempurnakan rukun shalat dan menjaga diri untuk melaksanakannya,
dan terlebih lagi pada malamlailatul qadar yang lebih utama dan lebih baik
daripada 1000 bulan. Malam itu adalah malam barakah dimana pada saat
itu diputusakkn segala urusan. Barang siapa yang dibukakan hatinya sehingga
dapat mengalami, merasakan dan melihatnyanya, maka akan tampaklah baginya bahwa
cahayanya sangatlah terang benderang dan pintu langit terbuka, dan para
malaikat terbang naik dan turun dan terkadang dapat melihat bahwa
yang wujud semuanya bersujud kepada Allah yang menciptakannya. Dan
pendapat jumhur ulama mengatakan bahwa yang demikian ini terjadi pada
10 hari terakhir bulan ramadhan dan terutama pada malam ganjil. Dan telah
disingkapkan pada sebagian ‘aarifiin bahwa malam tersebut jatuh pada
malam 17, demikian pendapat Imam Hasan Al Bashri RA. Dan berkata pula sebagian
ulama, bahwa malam itu terjadi pada malam pertama bulan ramadhan. Dan menurut
pendapat sebagian besar ulama bahwa malam tersebut tidaklah malam tertentu akan
tetapi berganti-ganti pada malam bulan ramadhan. Mereka berpendapat dengan
dirahasiakannya malam lailatul qadar dengan maksud agar orang mukmin akan
bersungguh-sungguh menghadap kepada Allah Ta’ala dan ta’at kepada-Nya pada
setiap malam dengan harapan akan berjumpa dengan malam yang penuh barakah
ini. Dan wajib bagi kamu segera berbuka apabila telah diyakini
tenggelamnya matahari, dan mengakhirkan sahur selama tidak ragu – ragu. Dan
hendaklah memberi makanan untuk berbuka bagi orang yang berpuasa meskipun hanya
dengan sebiji kurma atau seteguk air karena orang yang memberi makanan kepada
orang untuk berbuka puasa pahalanya sama dengan orang yang berpuasa dan tidak
dikurangi sedikitpun dari pahala orang yang berpuasa. Dan berusahalah agar
berbuka atau memberi orang untuk berbuka melainkan dengan makanan yang
halal. Dan wajib bagi
kamu menyedikitkan makan dan menikmati yang ada secara halal tanpa
memilih-milih makanan yang lezat karena maksud puasa adalah melemahkan nafsu.
Sedangkan makanan ayng enak dan lezat tidak dapat menghancurkan hawa nafsu akan
tetapi malah membuatnya
kuat. Dan wajib bagi
kamu melakukan puasa pada hari-hari yang diterangkan dalam syari’at islam
dengan merasa senang untuk melakukannya seperti hari ‘arafah bagi
orang yang tidak pergi haji, dan hari ‘asyura dan tasu’a dan 7
hari pada bulan syawal dan dimulai setelah hari kedua dari hari
‘id karena sesungguhnya yang demikian ini sangat besar faedahnya untuk
memerangi hawa nafsu. Dan
suatu kebaikan bagimu untuk berpuasa selama tiga hari pada setiap bulan, karena
puasa seperti ini sama dengan puasa satu tahun. Dan dapat dipilih pula
pada ayyamul baidh maka hal ini lebih utama dan lebih baik karena
sesungguhnya RasuluLlah SAW tidak meninggalkannya baik ketika beliau bepergian
maupun di rumah.Dan bagimu melakukan puasa mutlak tidak terkecuali pada waktu
yang utama seperti pada bulan haram dan hari-hari yang mulia yaitu
hari senin dan kamis. Dan ketahuilah bahwa puasa adalah Quthbu Riyadhah dan asaasul
mujaahadah (Dasar/pondasi) mujahadah. Dan sungguh telah datang penjelasan
bahwa puasa adalah ½ dari sabar. Dan telah bersabda RasuluLlah SAW, “Setiap
amal anak Adam akan dilipat gandakan kebaikannya sepuluh kali sampai 700 kali
lipat . berfirman Allah Ta’ala,”Kecuali puasa, sesungguhnya ia/puasa
adalah untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan memberinya pahala. Mereka
meninggalkan syahwatnya dan makanannya dan minumannya karena
Aku”. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan,
pertama ketika berbuka dan kedua ketiak bertemu Tuhannya. Dan bau mulut orang
yang berpuasa adalah lebih harum nilainya di hadapan Allah SWT daripada minyak
misk.Dialah Allah yang berfirman dengan kebenaran dan Dia pulalah yang
menunjukkan jalan yang lurus.
FASAL 20
Dan wajib bagi
untuk segera melaksanakan apa yang difardukan Allah Ta’ala kepadamu pada ibadah
haji dan umrah apabila kamu mampu untuk melaksanakannya, dan jangan sampai kamu
mengakhirkannya hingga kamu lemah/tidak mampu atau meninggal dunia sedangkan
kamu belum melaksanakan, setelah kamu sebenarnya mampu untuk melakukannya. Maka
kamu masih memiliki tanggungan karena kamu tidak melaksanakannya. Dan telah
bersabda RasuluLlah SAW, “Barang siapa yang tidak terhalang oleh hajat yang
jelas, atau terhalang karena sakit yang menahannya, atau karena disebabkan
Sulthan yang jahat, kemudian ia mati dan belum melaksanakan ibadah haji, maka
matilah ia dalam keadaan yahudi atau nasrani”. Dan harus juga kamu
melaksanakan sunah-sunah dalam ibadah haji dan umrah sebagaimana ibadah yang
lain untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.
Dan wajib bagi
kamu apabila kamu telah berkehendak untuk melaksanakan hajji untuk mempelajari
wajib haji dan sunah haji dan beberapa bacaan amaliahnya (dzikirnya), dan
mempelajari beberapa rukhsah dalam perjalanan dan etika dalam
bermusafir. Dan janganlah engkau bermaksud mencampurkan antara ibadah haji
dengan niat berdagang akan tetapi sepatutnya tidak mengikuti engkau sesuatupun
untuk kesenangan duniawi kecuali bekal sekedar mencukupi selama perjalanamu
Dan kalau tidak
boleh tidak engkau harus membawa bekal, maka jauhilah dari sesuatu yang
merepotkanmu atau membuatmu sibuk dari melaksanakan manasik haji dan
melalaikanmu dari meng-agungkan syi’ar Allah sebagaimana yang
seharusnya dilakukan oleh orang yang melaksanakan manasik haji.
Dan wajib bagi
kamu berziarah ke makam RasuluLlah SAW karena menziarahi beliau ketika sudah
wafat sama dengan menziarahi beliau ketika masih hidup, dan sesungguhnya beliau
hidup di dalam kuburnya, demikian pula nabi-nabi yang lain. Dan termasuk
kerugian jika engkau menziarahi BaituLlah dan meninggalkan berziarah
kepada kekasih Allah tanpa uzur. Dan ketahuilah bahwa jika
engkau datang dari pelosok negeri muslim yang sangat jauh untuk (untuk
berziarah kepada RasuluLlah SAW), maka yang demikian ini belumlah memenuhi
syukurmu atas ni’mat hidayah yang diberikan Allah Ta’ala kepadamu melalui
tangan beliau SAW.
Dan wajib bagi
kamu apabila hendak melakukan urusan yang sangat penting seperti shafar
(musafir) atau menikah dan lain sebagainya, hendaklah engkau bermusyawarah
dengan orang yang ahli dalam masalah tersebut diantara saudara-saudaramu. Maka
apabila engkau telah sepakat dengan pendapat mereka, lakukanlah shalat dua
rekaat diluar shalat fardhu dengan niat istikharah dan berdoalah
sesudah shalat dengan do’a yang sudah masyhur. Sebagaimana telah bersabda
RasuluLlah SAW yang artinya, “Tidak akan merugi orang yang beristikharah, dan
tidak akan menyesal orang yang bermusyawarah”.
Dan wajib bagi
kamu apabila kamu memiliki nadzar kepada Allah dengan nadzar
melakukan shalat atau shadaqah atau amalan baik lainnya untuk mendekatkan diri
kepada Allah Ta’ala, maka bersegeralah melaksanakan nadzartersebut dan
jangan berlama-lama menunda pelaksanaannya karena setan akan menggelincirkanmu
untuk tidak melaksanakan nadzar itu.
Kemudian apabila
kamu bersumpah akan mengerjakan sesuatu amal perbuatan kemudian kamu melihat
bahwa akan lebih baik jika kamu meninggalkannya, kemudian kamu melihat kembali
bahwa lebih baik mengerjakannya, maka bayarlah kafarat atas sumpah itu dan
laksanakan apa yang menurut kamu baik untuk dilakukan. Dan takutlah kamu
mengadakan sumpah atau bersaksi atas dasar persangkaan meskipun itu juga
berdasarkan kebiasaan yang terjadi apalagi hanya atas dasar sesuatu yang
meragukan. Kemudian apabila kamu bersumpah yang menyebabkan pengambilan harta
orang muslim, maka kembalikanlah harta yang telah kamu ambil dan berikan
kafarat artas sumpahmu. Adapun kafaratnya adalah memberi makanan kepada 10
orang miskin, masing-masing satu mud , atau memberi pakaian kepada
mereka atau memerdekakan budak. Apabila kamu tidak mendapati semua itu, maka
berpuasalah tiga hari.
Dan takutlah
kamu...takutlah kamu...sekali lagi takutlah kamu dengan sumpah palsu untuk
kejahatan karena sesungguhnya hal demikian akan menjerumuskan orang yang
melakukannya ke dalam neraka jahanam. Kemudian takutlah dengan sebenar-benar
takut untuk bersaksi palsu karena itu termasuk dosa besar diantara beberapa
dosa besar, dan sungguh RasuluLlah SAW telah menyamakan perbuatan itu dengan
menyekutukan Allah (syirik) kepada Allah Ta’ala. Jika menyembunyikan persaksian
itu termasuk dosa besar, maka bagaimana pendapatmu dengan orang yang bersaksi
palsu. Kita memohon kepada Allah Ta’ala kesentosaan dan keselamatan sebelum
kita mendapatkan penyesalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar